"Mereka memiliki kapasitas, selain alutstita mereka memiliki pasukan cyber yang luar biasa," tegasnya.
Sehingga dengan kata lain, Iran telah memiliki perhitungan sendiri saat akan melakukan aksi balas dendam dengan Amerika Serikat.
"Sejak Rabu pagi serangan puluhan rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat di Ain Assad," ujarnya.
"Dimana itu merupakan pangkalan militer terbesar Amerika di Timur Tengah," imbuhnya.
"Saya kira (Iran) sudah punya kalkulasi. Karena miss kalkulasi saya kira sangat dihindari oleh Iran," jelas Abdul.
Abdul juga mengatakan bahwa tindakan balas dendam Iran ini seperti membangkitkan revolusi Islam Iran jilid kedua.
Mengingat, Qasem Soleimani merupakan sosok yang memiliki pengaruh besar di Iran khususnya dalam militernya.
"Dan yang menarik yang dilakukan oleh Iran ini, membuat kesatuan Iran secara keseluruhan baik itu parlemen, eksekutif, masyarakat, sekuler sekalipun ini seolah-olah membangkitkan revolusi Islam Iran jilid ke dua," kata Abdul.
"Karena sejak revolusi Iran pertama 1979 sampai hari ini, ini pembunuhan tewasnya seorang tokoh besar Iran," imbuhnya.
"Yang pertama Mohammad Mosaddegh ya, tapi beliau tidak berpengaruh besar. Namun seorang Qassem Soleimani, dia yang membangun militer, yang membangun pasukan khusus diluar Iran," ujarnya.
Sosok Qassem Soleimani
Dikutip dari TribunNewsmaker.com, Qassem Soleimani dikenal sebagai sosok yang sangat berpengaruh di Timur Tengah.
Militer Amerika menyebut Suleimani sebagai orang yang sangat berpengaruh dalam politik luar negeri Republik Islam Iran.
Qassem memegang sejumlah operasi-operasi penting, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.