Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM - Pesawat Ukraina International Airlines yang jatuh di Iran minggu lalu tidak menerima peringatan dari Bandara Teheran tentang kemungkinan ancaman terhadap keamanannya, sebelum lepas landas menuju Kiev.
Pihak maskapai ini juga membantah pesawat menyimpang dari jalur normal.
Demikian disampaikan Wakil presiden operasi Ukraine International Airlines, Ihor Sosnovsky seperti dilansir dari Reuters, Minggu (12/1/2020).
Hal itu menanggapi pernyataan militer Iran yang mengatakan pesawat terbang dekat ke lokasi militer sensitif dari pasukan Elite Garda Revolusi.
Baca: PM Kanada: Iran Harus Bertanggung Jawab Atas Penembakan Pesawat Ukraina
Baca: Usai Dibebaskan, Dubes Inggris Bantah Tudingan Terlibat dalam Unjuk Rasa di Teheran
Baca: Inggris Kecam Iran karena Menangkap dan Menahan Duta Besarnya di Teheran
Sebelumnya Iran mengakui militernya keliru menembakkan rudal ke pesawat milik Ukraina itu, sehingga mengakibatkan 176 penumpang dan awak pesawat tewas.
Karena dalam waktu yang sama, militer Iran tengah berada pada 'kesiapan level tertinggi' di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat.
Maskapai Ukraina pun menyerukan Iran untuk bertanggung jawab penuh atas jatunya pesawat tersebut dan meminta pihak berwenang Iran menutup bandara.
"Jika Anda sedang perang, boleh saja, tetapi ada orang lain di sekitar Anda yang harus dilindungi," ujar Ihor Sosnovsky.
"Jika mereka menembak dari suatu tempat ke tempat lain, mereka diwajibkan untuk menutup bandara. Wajib. Dan kemudian terserah mau menembak sebanyak yang Anda inginkan."
Dia menambahkan bahwa pesawat terbang sesuai dengan instruksi dari bandara.
Presiden Ukraina Tuntut Iran Bertanggung Jawab
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut Iran menghukum pelaku penembakan pesawat milik Ukraina yang menewaskan 176 penumpang pada Rabu (8/1/2020) lalu.
Zelensky juga meminta agar Iran bertanggung jawab kepada keluarga korban dengan membayar kompensasi dan meminta maaf.