TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai badut.
Hal ini disampaikan Khamenei saat menyampaikan khotbah ketika ia menjadi imam salat Jumat di Teheran, Jumat (17/1/2020).
Sebagai informasi, momen tersebut merupakan pertama kalinya Khamenei menjadi imam salat Jumat lagi.
Terakhir, ia menjadi imam salat Jumat pada 2012 ketika peringatan 33 tahun Revolusi Islam Iran.
Dikutip Tribunnews dari USA Today, julukan badut dilontarkan Khamenei kepada Trump saat orang nomor satu Amerika ini membela militer Iran.
Diketahui, pembelaan tersebut diucapkan AS saat Iran tak sengaja menembak pesawat Ukraina.
Dalam khotbahnya, Khamenei menyerukan persatuan nasional dan menyebut insiden Iran tak sengaja menembak Ukraine Internasional Airlines sebagai tragedi pahit.
Ia juga mengatakan, kematian Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani karena serangan AS tidak boleh dilupakan.
Tak hanya menyebut Trump badut, Khamenei mengecam sikap AS dan presidennya.
Menurut Khamenei, tindakan AS membunuh Soleimani merupakan pengecut.
Ia menilai, serangan balas dendam Iran terhadap pangkalan militer AS di Irak merupakan pukulan besar untuk citra negeri Paman Sam ini.
Ayatollah Ali Khamenei kembali menegaskan sumpahnya di hadapan para jamaah, untuk mengusir pasukan AS keluar dari wilayah Timur Tengah.
Hingga saat ini, diketahui sebanyak 62 ribu pasukan militer AS tersebar di Timur Tengah.
Peringatan Donald Trump