TRIBUNNEWS.COM - Iran akan mengirim black box atau kotak hitam pesawat Ukraine Airlines yang tak sengaja ditembak jatuh tentara Iran pada 8 Januari lalu kepada Ukraina.
Sebelumnya, nasib akan dikemanakan black box masih menjadi pernyataan.
Jika sebuah negara di mana terjadinya kecelakaan tidak memiliki teknologi untuk menganalisis data, maka kotak hitam akan dikirim ke negara-negara yang memiliki pengalaman luas serta memiliki alat untuk membaca data penerbangan mentah.
Inggris, AS, Prancis dan Australia memiliki teknologi tersebut.
Iran sebelumnya berniat menganalisis sendiri kotak hitam itu, tapi akhirnya menyerahkannya pada Ukraina untuk percobaan pembacaaan data.
Hassan Rezaifar, direktur yang bertanggung jawab atas investigasi kecelakaan di Organisasi Penerbangan Sipil Iran mengatakan, Iran juga mempersiapkan untuk meminta bantuan analisis ahli dari Perancis, Kanada dan AS untuk mencoba membaca rekaman data penerbangan.
Dilansir CNN.com, jika ahli dari Kiev tidak bisa mengekstrak data, maka black box itu akan dikirimkan ke Prancis, ungkap Rezaifar.
"Atas permintaan Ukraina, kotak hitam Ukraine Airlines tidak akan dibaca di Iran, tapi akan dikirim ke Ukraine untuk analisis dan pembacaan," ujar Rezaifar pada Tasnim.
Keputusan Iran untuk mengirim kotak hitam ke Ukraine hanya berselang satu hari setelah Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau meminta Iran untuk bekerja dengan Perancis.
Diketahui Perancis memiliki kemampuan teknis canggih dalam membaca penerbangan dan perekam data kokpit.
Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko dan mitranya dari Iran, Javad Zarif juga sempat membuat panggilan telepon mengenai insiden ini.
"Kami membahas pemulangan jenazah para korban Ukraina dan juga peran Ukraina dalam penyelidikan bersama, khususnya, mengenai kotak hitam."
"Tuntutan kami tetap tidak berubah," tulis Prystaiko di Twitter (17/1/2020).
Diberitakan sebelumnya, pesawat komersil Boeing 737-800 milik Ukraine Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas di Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020).