TRIBUNNEWS.COM - Kasus kematian seorang remaja berkebutuhan khusus di Hong Kong menyita perhatian dan viral.
Kejadian itu menjadi tragis lantaran korban meninggal saat ayahnya diisolasi karena teroapar virus corona.
Artinya tak ada seorang pun yang merawat remaja yang dikabarkan menderita cerebral palsy itu.
Pemerintah Hong Kong pun melakukan penyelidikan terhadap insiden itu.
Dikutip dari mothership.sg, Pemerintah Hong Kong melakukan tindakan tegas.
Menurut siaran pers dari pemerintah Kabupaten Hong Kong, wali kota dan sekretaris partai lokal kota Hezhen dipecat dari posisi mereka setelah investigasi yang dilakukan oleh pemerintah.
Mereka bertanggung jawab atas kematian remaja bernama Yan Cheng.
Pernyataan pers mengatakan bahwa mereka telah mengabaikan tugas mereka.
Tim investigasi lebih lanjut mengatakan meskipun kerabat Yan merawat korban beberapa kali.
Namun pejabat terkait dianggap tidak melakukan pekerjaannya.
Curhat sang Ayah
Yan Cheng ternyata menderita cerebral palsy.
Cerebral palsy adalah kelainan gerakan, tonus otot, ataupun postur yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan berkembang, paling sering sebelum kelahiran.
Beijing Youth Daily melaporkan, Yan Cheng diduga meninggal setelah ditinggal sendirian di rumah tanpa ada yang merawatnya.
Dikonfirmasikan dengan pemerintah setempat di kota Huahe, yang terletak di Kabupaten Hong'an Provinsi Hubei, remaja itu meninggal pada hari Rabu, 29 Januari 2020.