TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Singapura telah menetapkan status waspada Oranye sebagai indikator bahaya Virus Corona.
Demikian menindaklanjuti temuan tiga kasus baru virus mematikan bernama Novel Coronavirus atau 2019-nCOV itu hingga mengakibatkan total 33 warga terinfeksi.
Baca: Buntut Kasus Remaja Cacat Tewas di Rumah saat Ayah Diisolasi karena Corona, Pejabat Kena Hukuman
Atas status dan perhatian negara terhadap penyebaran Virus Corona, masyarakat diminta mematuhi sejumlah aturan-aturan yang berlaku.
Dikutip dari mothership.sg, status kewaspadaan negara terhadap virus Corona ditandai dengan peningkatan Dorscon di tahap Oranye atau level ketiga dari empat level.
Departemen Keseharan Singapura menjelaskan bahwa peningkatan Dorscon ditandai dari berbagai faktor.
Dorscon adalah bagian dari kerangka kesiapsiagaan pandemi Singapura yang berfungsi sebagai indikator situasi penyakit.
Ini menjelaskan tingkat keparahan penyakit serta penyebarannya, untuk memprediksi dampaknya terhadap masyarakat.
Penilaian risiko Depkes untuk Dorscon meliputu:
1. Situasi penyakit saat ini di luar negeri
2. Bagaimana penularan penyakit ini
3. Bagaimana mungkin tiba di Singapura
4. Apa dampaknya pada komunitas lokal
Dituliskan juga, dalam perbedaannya setiap levelnya, Dorscon menggunakan kode warna untuk menggambarkan berbagai intensitas situasi penyakit.
Dimulai dari warna Hijau level yang paling ringan, laluoleh Kuning, Oranye, dan terakhir Merah sebagai level respons yang paling tinggi.
Perbedaan warna
Hijau
Status Green Dorscon atau Dorscon Hijau menunjukkan bahwa penyakitnya ringan, atau parah tetapi tidak mudah menyebar di antara orang-orang.
Dalam hal dampak penyakit tingkat hijau pada kehidupan sehari-hari, mereka minimal mengganggu.
Langkah-langkah umum yang diambil melibatkan pemeriksaan dan saran perjalanan.
Penyakit yang masuk dalam kategori ini di masa lalu adalah wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) 2012 dan flu burung.
Kuning
Kuning berarti bahwa penyakit ini parah dan menyebar dengan mudah, tetapi di luar Singapura atau menyebar di Singapura, biasanya ringan.
Penyakit dalam kategori ini juga menyebabkan gangguan minim.
Meskipun begitu, langkah-langkah pencegahan diterpakan di perbatasan dan / atau pengaturan layanan kesehatan diselenggarakan.
Kemungkinan akan ada lebih banyak warga yang meliburkan diri dari pelajaran dan pekerjaan.
Contoh peringatan Dorscon Yellow di masa lalu adalah pandemi flu babi 2009.
Oranye
Penyakit dalam kategori Oranye adalah parah dan menyebar dengan mudah.
Tetapi belum menyebar luas di Singapura.
Oranye menunjukkan bahwa akan ada gangguan moderat terhadap kehidupan sehari-hari.
Termasuk tindakan seperti karantina, pemeriksaan suhu, dan pembatasan pengunjung di rumah sakit.
Di tingkat Oranye, masyarakat disarankan untuk mematuhi langkah-langkah kontrol yang ditetapkan oleh pemerintah.
Meskipun kerangka kerja DORSCON belum dibentuk selama SARS, Depkes melaporkan bahwa tindakan yang diambil Singapura pada saat itu akan dihitung dalam level Oranye.
Merah
Penyakit yang termasuk dalam kategori Merah DORSCON adalah penyakit yang parah dan menyebar luas.
Penyakit pada tingkat ini kemungkinan akan menyebabkan gangguan besar pada kehidupan sehari-hari.
Seperti penutupan sekolah dan perintah bagi karyawan untuk bekerja dari rumah.
Dan angka kematian.
Dalam keadaan ini, anggota masyarakat akan disarankan untuk menjauhkan diri secara sosial dengan menghindari area yang ramai.
Korban Corona
Wabah virus corona terus saja menyerang warga China, bahkan hingga merenggut ratusan korban jiwa.
Khususnya di Wuhan sendiri, di mana disinyalir sebagai daerah pertama penyebaran virus mematikan tersebut.
Warga Wuhan pun melakukan penyelamatan diri masing-masing, lantaran pusat medis dipastikan membludak dengan jumlah pasien yang terinfeksi.
Dilansir dari China Press situasi Wuhan, China pun tidak terlihat baik karena hampir seribu orang dijadikan satu dalam satu kawasan dengan kurangnya staf medis untuk memeriksa kesehatan mereka.
Bahkan banyak pasien yang telah dipindahkan dari rumah sakit ke sebuah Pusat Pameran di kota Wuhan, bahkan terjadi pemadaman listrik, diunggah oleh akun Facebook Li Mayi yang dibagikan dalam Group Facebook Wuhan Pneumonia.
"Seribu orang berbagi toilet, dan tidak ada yang membersihkannya. Tinja pasien keluar dari lubang; Saya sarapan jam 10 pagi, beberapa makanan kecil, dan saya tidak tahu apakah ada pendaratan;
staf terbatas, juga obat-obatannya, staf pun tetapi terlalu sibuk, peralatan oksigen sangat kurang, ratusan orang di bangsal tidak memiliki botol oksigen, batuk satu demi satu.
Dalam hal ini kondisi pasien hanya akan memburuk," tulis unggahan Facebook tersebut.
Baca: Para Ahli Prediksi Virus Corona akan Hilang pada Mei 2020 karena Musim Panas, Ini Penjelasannya
Baca: Teriakan Selebgram Sebut Terinfeksi Virus Corona,Pesawat Mendarat Darurat, Ternyata Ini yang Terjadi
Juga tidak ada dokter atau perawat yang ditugaskan ke pusat pameran tersebut untuk memberikan obat-obatan, belum lagi peralatan medis yang sangat kurang.
Selain itu sarapan disajikan dalam porsi yang sangat kecil, belum lagi 1.000 orang dalam tempat penampungan tersebut harus berbagi satu toilet saja.
Pasien yang dirawat dalam satu ruangan tersebut juga sulit untuk pulih, lantaran virus corona yang masih berbaur dengan mereka.
Sementara itu dilansir dari Shanghaiist, Wuhan mengubah stadion, pusat pameran, dan temoat olahraga menjadi rumah sakit.
Hal ini lantaran semakin banyak pasien Virus Corona yang menyerang para warga Wuhan.
Fasilitas umum yang dijadikan semacam tempat perawatan tersebut dibuka di Pusat Konvensi dan Pameran Internasional kota, menyediakan 1.600 tempat tidur untuk pasien.
Seperti yang terlihat dari foto-foto yang diposting di atas, rumah sakit sementara ini memiliki bangsal besar yang dipenuhi barisan tempat tidur.
Baca: Nenek 90 Tahun Datangi RS Jam 2 Pagi, Rawat Anak yang Kena Virus Corona Sendiri, yang Lain Ketakutan
Fasilitas ini untuk mengobati mereka yang memiliki gejala coronavirus ringan.
Wuhan berencana untuk membangun 11 rumah sakit penampungan, yang mengubah pusat-pusat olahraga, ruang pameran, dan gimnasium untuk menyediakan lebih dari 10.000 tempat tidur secara total.
Fasilitas seperti itu sangat dibutuhkan karena kematian dan infeksi masih terus meningkat di Wuhan.
Sejauh ini, virus telah menginfeksi 31.223 orang di China dan membunuh 637, sementara 11.618 dari kasus-kasus itu dan 478 dari kematian itu berasal dari Wuhan saja.
(Tribunnews.com/Chrysnha/Garudea Prabawati)