News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Inilah Nama Obat yang Disebut-sebut Sebagai Obat Wabah Corona, China Tengah Mangajukan Hak Paten

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menambahkan gejala baru virus corona dalam pedoman yang dirilis Rabu (5/2/2020) kemarin.

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah wabah virus corona yang telah menimpa ratusan korban jiwa, China mengajukan hak paten obat yang disebut bisa dipakai sebagai obat antivirus corona.

Berdasarkan pernyataan yang dimuat di situs Institut Virologi Wuhan, Tiongkok, pengajuan hak paten obat itu sudah dilakukan sejak 21 Januari 2020 lalu.

Nama obatnya adalah remdesivir.

Remdesivir adalah obat yang dibuat oleh Gilead Sciences Inc yang sebelumnya dipakai untuk menguji beragam penyakit seperti Ebola dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Kabarnya temuan para ilmuwan menunjukkan kombinasi remdesivir dan chloroquine ketika diuji coba ke virus corona baru (2019-nCov) di laboratorium sangat efektif untuk memerangi virus corona baru.

MengutipWHO, remdesivir menunjukkan potensi kemanjuran klinis terhadap virusEboladan infeksi filovirus. Obat remdesivir ini juga diterapkan pada wabah virus Ebola di Afrika Barat yang terjadi pada tahun 2013-2016.

 

Pada saat itu, remdesivir baru dalam tahap awal pengembangan. Namun, ternyata obat tersebut efektif mengobati virus Ebola dan kembali digunakan pada wabah virus Ebola di yang terjadi pada tahun 2018-2019.

Selain dinilai efektif untuk sembuhkan virus corona, remdesivir juga ternyata dapat menyembuhkan virus lainnya, seperti virus nipah, dan virus hendra.

Saat ini, Gilead bekerja dengan otoritas kesehatan di China untuk membuat uji coba terkontrol secara acak untuk menentukan apakah remdesivir dapat digunakan secara aman dan efektif untuk mengobati 2019-nCoV.

Gilead juga mempercepat pengujian laboratorium yang sesuai terhadap remdesivir terhadap sampel 2019-nCoV, demikian tulis situs resmi Gilead.

Kepala Staf Medis Gilead, Merdad Parsey, mengatakan, saat ini ada dua pasien dengan gejala infeksi virus corona yang parah dirawat dengan remdesivir.

Gilead mengirimkan obat itu dalam dosis yang diperkirakan cukup untuk merawat 500 pasien dan pasokan itu bisa ditambah jika uji klinistersebut berhasil. Hingga Rabu (5/2), Gilead, bekerja cepat untuk menghasilkan lebih banyak obat.

Misterius

Di sisi lain, guru besar biologi molekuler Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom, mengungkapkan, virus ini ada keanehan, yaitu virus Corona Wuhan punya tambahan struktur yang ada dalam dirinya yang tidak dipunyai SARS ataupun MERS.

Nidom, yang aktif dalam diskusi dengan pakar internasional terkait virus RNA, lantas memaparkan keanehannya. Ada unsur tambahan yang belum jelas asal-usulnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini