Lebih jauh, gagasan itu ditolak pada hari Selasa (25/2/2020) oleh aliansi empat partai.
Partai yang menolak itu termasuk Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), bekas partai Mahathir, yang memerintah Malaysia selama 60 tahun hingga kekalahannya pada 2018.
Keempat partai itu mengatakan kepada raja, mereka menginginkan pemilihan baru sebagai gantinya.
Untuk diketahui, Anwar adalah wakil Mahathir Mohamad.
Baca: Mahathir Mohamad Ingin Kabinet Diisi Orang Berkompenten dan Tak Harus Terafiliasi Partai
Karir politik Anwar Ibrahim meningkat ketika Mahathir Mohamad menjadi perdana menteri.
Tetapi ketika Krisis Finansial Asia menjerumuskan ekonomi Malaysia ke dalam resesi pada akhir 1990-an, kedua lelaki itu tidak lagi bersama.
Pada tahun 1998, Anwar dipecat dan dituduh melakukan sodomi dan korupsi, hal itu membuat ribuan orang ke jalan menuntut reformasi.
Belakangan Anwar dinyatakan bersalah, ia lalu menyatakan tuduhan itu bertujuan mengakhiri karier politiknya.
Baca: Ambisi Gantikan Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia Telah Sirna, Anwar Ibrahim Merasa Dikhianati
Mahathir Mohamad jadi PM Sementara
Perdana Menteri sementara Malaysia Mahathir Mohamad ingin membentuk kabinet yang diisi orang-orang berkompeten dan tidak harus terafiliasi ke dalam partai politik.
"Jika ini diperbolehkan, saya akan mencoba untuk memiliki kebijakan yang tidak berpihak kepada pihak manapun, tetapi hanya kepentingan nasional akan menjadi prioritasnya," kata Mahathir dikutip dari Kompas.com.
Mahathir Mohamad juga menepis tudingan "gila kuasa" dan enggan menyerahkan jabatan kepada Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR).
"Bagi saya, kekuasaan dan kedudukan adalah sarana untuk mencapai suatu tujuan, yang tidak lain adalah untuk kepentingan bangsa," kata pria berusia 94 tahun ini.
Baca: Mahathir Mohamad Resmi Bekerja sebagai PM Malaysia Sementara Setelah Pengunduran Dirinya Telah Sah
Dia juga menjelaskan, alasan mundur dari jabatannya, setelah melihat sikap beberapa politisi.