Sementara para kritikus mengatakan undang-undang itu adalah bagian dari upaya meminggirkan Muslim.
Kekerasan di wilayah mayoritas Muslim di timur laut Delhi dimulai pada hari Minggu dan berlanjut hingga hari Senin.
Dalam aksi itu, pertama kalinya ada seorang anggota pasukan keamanan terbunuh.
Kerusuhan di beberapa wilayah India yang sudah meletus sejak akhir tahun lalu.
Polisi menembakkan peluru gas air mata serta menambakkan batu untuk membubarkan kerumunan.
Akibatnya 25 orang terluka.
Ketua Menteri yang baru saja terpilih lagi di Delhi, Arvind Kejriwal, meminta pemerintah federal untuk memulihkan hukum dan ketertiban.
Kepolisian ibukota melapor langsung ke pemerintah federal, yang dijalankan oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India.
Undang-undang yang baru menimbulkan kekhawatiran status negara sekuler India tengah berisiko.
Pertemuan Modi dan Trump Akan Membahas tentang Perdagangan
Modi dan Trump, yang merupakan pemimpun dua negara demokrasi terbesar di dunia, akan mengadakan pembicaraan formal di ibukota hari ini (25/2/2020).
Namun di tengah keramaian, banyak spekulasi tentang kesepakatan dagang antara India dan Amerika tidak mungkin terjadi meski Trump berkunjung langsung.
AS adalah salah satu mitra dagang terpenting India, dengan perdagangan bilateral senilai $ 142,6 miliar pada tahun 2018.
AS memiliki defisit perdagangan barang dan jasa senilai $ 25,2 miliar dengan India, mitra dagang barang kesembilan terbesar.
Meskipun hubungan politik dan strategis telah tumbuh, ada ketegangan atas masalah perdagangan.
Trump mengatakan tarif India (pajak impor) tidak dapat diterima, dan menggambarkan India sebagai "rajanya" tarif.
Sementara itu, selama kunjungannya, Trump akan menyampaikan keprihatinan tentang kebebasan beragama di India saat ini.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)