TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) Partai Demokrat, Mike Bloomberg dikabarkan meminta Andrew Yang menjadi pasangannya.
Lebih jauh, dalam kampanye, Mike Bloomberg mengulurkan tangan kepada Demokrat Andrew Yang.
Mike tengah mencari dukungan dan diduga memberikan tawaran untuk Andrew Yang untuk maju sebagai wakil presiden.
Dikutip dari nypost, pembantu mantan walikota menghubungi Andrew dengan harapan bahwa keduanya dapat bekerja sama ketika Bloomberg mencari nominasi Demokrat.
Sama dengan Bloomberg, Andrew Yang merupakan wirausahawan.
Andrew Yang keluar dari kaukus Iowa karena kampanyenya tidak menggigit.
Baca: Sempat Terjadi Kekacauan di Kaukus, Ketua Partai Demokrat Iowa Serahkan Surat Pengunduran Diri
Surat kabar The Wall Street Journal menyebut Andrew Yang memikirkan masa depan politiknya sendiri.
Lebih jauh, terkait permintaan untuk menjadi pasangan Bloomberg, Andrew Yang menolak memberikan komentar.
Sementara itu, pembantu senior Bloomberg mengatakan Andrew Yang bukan pesaing serius untuk menjadi pasangan pendamping Bloomberg.
Andrew Yang ragu saat Bloomberg mengumumkan ia akan sampai pada pemilihan umum November 2020 mendatang.
"Ini akan menjadi sangat-sangat sulit baginya untuk melompat," kata Andre Yang.
"Entah bagaimana menggantikan ribuan percakapan yang telah dilakukan oleh banyak kandidat dengan pemilihan di New Hampshire dan Iowa di seluruh negeri dengan pembelian iklan," tutur Andrew Yang kepada CNN.
"Ada batasan untuk apa yang bisa dilakukan dengan uang," tambahnya.
Baca: Imbas Amerika Cabut Status Negara Berkembang, Indonesia Hadapi Masalah Dagang
Baca: Tersangka Penembakan yang Tewas di Milwaukee AS Sempat Miliki Perselisihan dengan Rekan Kerja
Lebih jauh, mengutip foxnews, Bloomberg dituduh menggunakan kekayaannya untuk mencoba membeli nominasi.
Bloomberg diketahui hanya mengambil bagian dalam dua debat Demokrat.
Ia dikabarkan tidak ikut serta dalam pemilihan empat kontes nominasi pertama.
Lebih jauh, penasihat kampanye senior Andrew Yang mengatakan kepada Fox News, "Perhitungan itu tanpa henti. Kami perlu melakukan yang lebih baik di satu atu kedua dari dua negara, dari dua negara bagian pertama dan kami tidak mendapatkannya," terangnya.
Tidak lama setelah Andrew Yang keluar dari putaran kaukus, ia menjadi komentator politik di CNN.
Baca: Sebaran Virus Corona Meluas, Harga Masker Melonjak Tak Masuk Akal di Amerika dan Italia
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)