Pemerintah Skotlandia memperkirakan biaya untuk mengimplementasikan undang-undang tersebut sebesar £ 24 juta per tahun (sekitar Rp 441 M).
RUU ini sekarang menuju ke tahap kedua, di mana anggota Parlemen dapat mengusulkan amandemen.
Beberapa anggota memperingatkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum keputusan final.
RUU ini bertujuan untuk mengurangi kesulitan anak perempuan dan wanita mendapatkan produk menstruasi.
Salah satu anggota Parlemen mengutip laporan tahun 2019 yang menunjukkan bahwa sementara banyak wanita mampu membeli produk sanitasi mereka, "mereka yang paling membutuhkan produk gratis adalah mereka yang hampir tidak pernah meminta."
Skotlandia Sudah Menaruh Perhatian Terhadap Menstruasi Wanita sejak 2018
Sejak tahun 2018, pemerintah Skotlandia telah membuat produk-produk menstruasi tersedia secara gratis di sekolah dan perguruan tinggi.
Program itu merupakan hasil dari survei terhadap 2.000 siswa di Skotlandia yang menyatakan 1 dari 4 responden kesulitan mendapatkan produk sanitasi.
Kini mereka berencana menggratiskan produk mentruasi di semua tempat.
Bulan lalu, Inggris meluncurkan program serupa yang menyediakan gratis pembalut di sekolah-sekolah negeri dan perguruan tinggi.
Baca: Manfaat Minum Air Hangat di Pagi Hari, di Antaranya Bisa Meredakan Kram saat Menstruasi
Di beberapa negara bagian Amerika Serikat, keputusan untuk melarang pajak atas produk menstruasi telah diterapkan.
Skotland berhasil mengubah stigma miring tentang menstruasi menjadi poin utama dalam kampanye.
Selasa (25/2/2020) lalu, akun Twitter pemasaran global Skotlandia mengunggah video yang menggembar-gemborkan kepemimpinan global Skotlandia dalam menggratiskan produk-produk menstruasi.
"Jika kalian ingin perubahan, kalian tidka bisa berharap pada orang lain," ujar wanita dalam video tersebut.
"Kita harus perjuangkan apa yang kita yakini."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)