"Secara umum, kami berharap, seseorang yang memiliki infeksi coronavirus akan kebal, setidaknya beberapa saat sesudahnya."
"Tetapi sekali lagi ini adalah sesuatu yang belum kami ketahui," tutup Lindmeier.
Sementara itu, setelah wabah mematikan ini masuk ke London, sejumlah pakar menerangkan tentang potensi penyebaran virus ini.
Dr Babak Ashrafi asal Inggris, mengatakan bahwa para ahli belum tahu kepastian terkait hal ini.
"Karena jenis virus corona ini baru, kami tidak memiliki cukup data untuk memahami berapa lama kekebalan tubuh bisa bertahan setelah infeksi awal," terangnya dilansir Metro.
"Para ahli tengah sibuk mengumpulkan informasi dari mereka yang telah terinfeksi."
"Gunanya, untuk melihat seberapa baik sistem imun tubuh mereka, dan berapa lama mereka akan tetap kebal," tambahnya.
Menurut Ashrafi, tubuh manusia akan menyesuaikan ketika sebuah virus masuk ke dalam tubuh.
Tubuh akan belajar cara melawan benda asing itu, dan menghindari timbulnya gejala lagi.
"Namun, seperti pikiran kita, tubuh juga bisa melupakan ini dari waktu ke waktu."
"Kekebalan juga dapat hilang seiring waktu, setelah infeksi," ujarnya.
WHO Sebut Pertumbuhan Corona di Luar China Lebih Masif
World Health Organization (WHO) mengatakan, sekarang ada lebih banyak kasus virus corona yang dilaporkan setiap hari dari luar China pada Rabu (26/2/2020).
Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan, kepada para diplomat di Jenewa.