Bagaimana dengan masa depan apakah akan terus melakukan RC di Jepang?
"Masih dalam pemikiran positif dari dampak corona saat ini, karena Jepang sangat serius menangani penderita dan penyebaran corona di negeri Sakura ini. Saya yakin setiap masalah pasti ada solusinya."
Menurut MH tamunya dulu saat normal WNI 70%, sisanya Eropa, Australia dan Filipina.
"Sebenarnya basic saya sebelum tinggal di Jepang say a adalah tour guide di Bali."
Bagaimana dengan suka duka berbisnis RC di Jepang?
"Saya senang banyak bertemu orang terkenal / pengusaha dari Indonesia dan negara lain yang belum tentu bsa kita jumpai di Indonesia."
Share pengalaman di dalam dunia bisnis dan kadang bisa menjadi motivasi bagi kita sendiri agar menjadi lebih semangat dan sukses ke depan’nya untuk bisnis RC di Jepang.
"Mempelajari bermacam karakter, budaya dari bermacam orang dari hal-hal yang positif."
Sedangkan tidak enaknya saat tamu masih seenaknya sendiri mentang-mendang dia bayar uang ke kita, tekannya lagi.
"Tamu kurang menjaga kebersihan / membuang sampah sembarangan, tidak mau menggunakan seat belt, ingin memberhentikan mobil seenaknya saja."
MH juga memberikan saran, bagi turis Indoensia yang mau jalan-jalan ke Jepang sebagai berikut.
"Ada atau tidak ada corona, penting dalam hidup kita istilah “Mens Sana in Corpore Sano”. Untuk menjaga kesehatan kita, menjaga kebersihan sangat penting dalam kehidupan kita."
Sedangkan bagi rekan-rekan RC di Jepang MH berharap tetap semangat dan menjaga kesehatan.
"Jangan lupa pertahankan harga RC jepang. Masih banyak lapangan pekerjaan untuk menutupi lesunya pariwisata di Jepang saat ini . Menurunkan harga RC Jepang yang tidak masuk akal akan memperburuk kualitas dan service kita ke konsumen di masa yang akan datang."