Para pejabat AS mengatakan mereka telah merencanakan untuk meninggalkan daerah-daerah seperti al-Qaim sejak tahun lalu.
Karena berkurangnya ancaman dari IS tetapi kekhawatiran akan keselamatan AS dan pasukan koalisi telah mempercepat langkah tersebut.
Serentetan Serangan
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada BBC bahwa kedekatan Kataib Hezbollah dengan pangkalan itu adalah "faktor kunci dalam perhitungan keputusan untuk memindahkan pasukan ke tempat lain".
AS juga berencana menarik diri dari Qayara Airfield West, yang dikenal sebagai Q-West, dan Kirkuk.
Qayara adalah pangkalan yang digunakan dalam operasi yang didukung AS untuk mengambil kembali Mosul dari ISIS.
Baca: BREAKING NEWS - 3 Roket Jatuh di Dekat Kedubes AS di Irak
Untuk diketahui, kedua pangkalan itu telah dilanda serangan roket dalam beberapa bulan terakhir.
Seorang kontraktor AS tewas dalam serangan roket di Kirkuk pada 28 Desember.
Serangan itu disalahkan pada Kataib Hezbollah dan diikuti oleh serangan udara AS terhadap markas besar kelompok itu di Suriah dan Irak.
Serangan tersebut dilaporkan menewaskan 25 orang.
Setidaknya 25 serangan roket, melepaskan lebih dari 160 roket individu, telah menghantam pangkalan AS di Irak sejak Oktober 2019.
Pekan lalu, dua serangan di pangkalan Taji menewaskan tiga anggota koalisi, dan melukai dua anggota pasukan keamanan Irak.
Namun, serangan balasan oleh AS di lokasi yang dikatakan orang Amerika adalah fasilitas penyimpanan amunisi Kataib Hezbollah menewaskan tiga personil militer Irak, dua petugas polisi lokal dan satu warga sipil.
Serangan itu merusak hubungan antara Amerika di Irak dan tentara negara itu, tuan rumah mereka dan mitra asli dalam perang melawan IS.
Baca: Virus Corona Merebak, 81 Orang Tewas, Irak Evakuasi Pelajar yang Masih Berada di Wuhan