Ini terjadi ketika partikel virus dari urin hewan, kotoran, dan air liur bergerak di udara dan menginfeksi seseorang.
Pada kasus yang jarang terjadi, seseorang bisa terjangkit virus ini bila menyentuh hidung atau mulut setelah memegang permukaan yang terkontaminasi.
Maksud dari kontaminasi ini adalah permukaan tersebut mengandung bekas urin, kotoran atau liur inang.
Ahli juga percaya bila memakan bekas inang hewan pengerat ini juga bisa menyebabkan infeksi.
Baca: Ramalan Shio Hari Ini, Selasa 10 Maret 2020: Tikus Murung, Babi Dapat Perlakuan Tidak Menyenangkan
Baca: Azriel Sebut Pernah Tinggal di Ruko dan Ngutang di Warung Pasca-Anang Cerai, Aurel: Tidur sama Tikus
Seseorang yang terinfeksi hantavirus menurut pengembangan baru di Amerika akan memiliki kondisi hantavirus pulmonary syndrome (HPS).
Sementara penelitian lamanya yang ditemukan di Asia dan Eropa menyebut penyakit ini bisa menyebabkan demam berdarah berikut sindrom gangguan ginjal (HFRS).
Tidak jelas pria China itu mengalami salah satu dari dua kemungkinan kondisi ini.
CDC menyatakan bahwa hantavirus di AS tidak dapat ditularkan dari orang ke orang.
Sementara di Chili dan Argentina pernah menemukan kasus penularan antar manusia para orang yang menderita virus Andes.
Menurut badan kesehatan masyarakat AS, orang-orang yang cenderung terjangkit hantavirus adalah mereka yang hidup di pedesaan seperti hutan, ladang atau pertanian.
Tepatnya tempat-tempat dimana hewan pengerat biasa hidup.
Gejala Hantavirus
Gejala-gejala dari HPS yang berpotensi mematikan ini antara lain kelelahan, demam, dan nyeri otot terutama di paha, punggung, pinggul, dan lebih jarang di bahu.
Beberapa orang mungkin juga merasa pusing, sakit kepala, kedinginan, serta muntah, dan mengalami diare dan sakit perut.