Ini juga dilakukan bedasaran dengan penilaian kasus per kasus.
"Para menteri dan pejabat dihadapkan dengan beberapa keputusan paling sulit yang pernah mereka buat, tentang keseimbangan risiko dan cara terbaik untuk menjaga orang tetap aman," kata juru bicara IAPDC.
"Dalam krisis kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak adil atau proporsional untuk melakukan penahanan dan staf yang bertanggung jawab untuk mereka, untuk mencoba bertahan hidup di lembaga yang tidak sehat dan penuh sesak tanpa pengawasan independen saat ini."
Baca: Lockdown di Inggris untuk Atasi Covid-19 Bisa Bertahan hingga 6 Bulan
Baca: Selain PM Inggris, Berikut Daftar Pejabat Negara di Dunia yang Positif Terinfeksi Virus Corona
"Orang-orang dikirim ke penjara untuk kehilangan kebebasan bukan hidup mereka," jelasnya.
Anggapan ini diamini oleh Direktur Amnesty Internasional Inggris, Kate Allen.
Menurutnya mengurangi orang di penjara dan di pusat penahanan imigrasi adalah salah satu cara menahan pandemi.
Dia mendesak pemerintah agar mengikuti langkah pemerintah Skotlandia dan Irlandia Utara terkait narapidana ini.
Sebelumnya Irlandia Utara membebaskan semnetara 200 tahanan.
Penahanan tetapi dilakukan untuk beberapa narapidana pengecualian.
Antara lain tahanan seumur hidup dan teroris.
Sebab mereka dianggap sebagai ancama publik bila dibebaskan saat ini.
Menurut catatan Worldometers, saat ini Inggris memiliki 22.141 kasus Covid-19.
Sedangkan angka kematiannya mencapai 1.408 dan yang sudah sembuh ada 135 pasien.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)