TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Korea Utara tidak pernah mempublikasikan siapa yang akan menggantikan Kim Jong Un jika ia tak mampu memimpin.
Namun, para analis mengatakan adik perempuannya dan para loyalis dapat mengambil alih tampuk kepemimpinan sampai ada penerus yang cukup tua untuk mengambil alih.
Setiap perubahan kepemimpinan di Korea Utara telah meningkatkan prospek kekosongan kepemimpinan atau runtuhnya dinasti Kim, yang telah memerintah negara itu sejak 1948.
Sejauh ini, masing-masing dari tiga Kim yang memerintah Korea Utara telah memupus harapan, dengan berpegang pada kekuasaan tangan besi.
Baca: Yasamin Jasem Dapat Pengalaman Baru Saat Main di Sinetron PPT Jilid 13
Baca: Uang Ratusan Juta Dipakai Calon Istri untuk Foya-foya, Pria Ini Gagal Nikah, Polisi Langsung Amankan
Baca: Sinopsis Film A Good Man, Tayang di Bioskop TRANSTV Jumat 24 April Pukul 22.30 WIB
Tetapi di bawah komando Kim Jong Un, gudang senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara telah tumbuh secara substansial, meningkatkan kekhawatiran siapa yang akan mengendalikan senjata-senjata itu.
Dilansir dari Reuters, berikut adalah tokoh-tokoh kunci dalam lingkaran kepemimpinan Korea Utara, dan peran apa yang dapat mereka mainkan dalam setiap transisi di masa depan.
1. Kim Yo Jong
Adik perempuan Kim Jong Un ini menjadi yang paling terlihat di sekitar Sang Pemimpin Tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Ia sendiri secara resmi menjabat Direktur Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa tetapi secara tidak resmi juga menjadi kepala staf kakaknya.
Dia diangkat sebagai anggota pengganti dari Komite Sentral Politbiro kuat Partai Buruh yang berkuasa awal bulan ini, melanjutkan peningkatan kariernya dalam hierarki kepemimpinan.
Kim Yo Jong (31) memiliki kontrol kuat terhadap fungsi-fungsi partai kunci, menetapkan dirinya sebagai sumber kekuatan utama di balik kepemimpinan kolektif.
"Kim Yo Jong untuk sementara waktu akan menjadi basis kekuatan utama dengan kontrol organisasi dan departemen bimbingan, peradilan, dan keamanan publik," kata Cho Han-bum dari Institut Korea untuk Unifikasi Nasional.
2. Kalangan tua
Choe Ryong Hae naik menjadi kepala negara nominal Korut tahun lalu, dan menjadi Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi.