Lebih lanjut, Beijing menyetujui uji coba pertama untuk vaksin yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer.
Uji coba tersebut didukung militer dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong, CanSino Bio pada 16 Maret.
Pengembang obat AS Moderna mengatakan, telah memulai tes manusia untuk vaksin mereka dengan Institut Kesehatan Nasional AS.
Laboratorium AS lainnya, Inovio Pharmaceuticals yang berbasis di San Diego, memulai uji coba manusia tahap pertama pada 6 April 2020.
Sementara Biontech memuji apa yang disebutnya "program pembangunan global" pada Rabu (22/4/2020), pencarian vaksin juga telah menjadi penyebab gesekan antar negara.
Bulan lalu sebuah laporan surat kabar menuduh, AS telah berusaha membeli hak eksklusif untuk penelitian vaksin yang dilakukan oleh CureVac, perusahaan Jerman lainnya.
Meskipun CureVac dan pejabat AS menolaknya sebagai tidak berdasar.
Laporan surat kabar tersebut menyebabkan kemarahan di Berlin, dan mendorong Menteri Ekonomi Peter Altmaier.
Belum Ada Kandidat Vaksin yang Disetujui
Sebagai catatan, saat ini belum ada vaksin atau obat yang disetujui untuk penyakit Covid-19.
Virus corona telah menewaskan lebih dari 170.000 orang di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari dua juta.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)