TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson kembali memerintah Inggris, Senin (27/4/2020) hari ini.
Sebelumnya Johnson harus menjalani perawatan karena positif Covid-19.
Setidaknya selama dua minggu lebih dia absen dari pemerintahan, terhitung dari mengisolasi diri hingga dilarikan ke rumah sakit.
Dia menunjuk langsung Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab untuk menggantikannya sementara.
Kini pada hari pertama kembali bekerja, Johnson dihadapkan dengan tekanan akibat penanganan Covid-19 oleh pemerintahannya.
Mengutip Guardian, beberapa waktu lalu, para menteri membuat pernyataan, jarak sosial harus menjadi kebiasaan baru bagi warga Inggris.
Baca: Sudah Sembuh dari Corona, Senin Ini Boris Johnson Kembali Memerintah Inggris
Baca: Menteri Kesehatan Inggris: PM Boris Johnson Dalam Kondisi Sangat Baik dan Benar-Benar Sembuh
Menyusul kemudian pernyataan bila lockdown dibuka, jarak sosial harus tetap dilakukan.
Perdana Menteri juga harus menghadapi tekanan untuk menjelaskan bagaimana bisnis dan sekolah akan dibuka kembali dengan aman.
Pemerintah Inggris sebelumnya sudah memberikan sinyal akan berusaha mengelola pandemi agar masyarakat bisa beraktivitas normal.
Satu upaya yang sudah dicanangkan adalah melakukan karantina pada semua kedatangan di bandara Inggris.
Pada Minggu (26/4/2020) lalu, ada 413 kematian baru di Inggris sehingga totalnya menjadi 20.732.
Catatan ini adalah penambahan harian terendah sejak akhir Maret silam.
Kendati demikian, ada prediksi angka ini akan meningkat lagi selama sepekan ke depan.
Pada hari yang sama, Dominic Raab mengatakan, tidak bisa membayangkan anak-anak akan kembali bersekolah jika tidak dilakukan langkah pencegahan penyebaran virus lebih lanjut.