"Ini adalah hadiah terbaik yang pernah saya dapatkan pada Hari Ibu," katanya, dikutip dari Scmp.
Reuni keluarga kemudian disusun.
Seminggu setelahnya, di depan kerumunan yang cukup besar dan sorotan siaran televisi, Yin yang telah menunggu di ruang samping, berlari ke arah ibunya ketika pintu dibuka.
Anak dan ibu itu saling berpelukan dan menangis.
Ayah Yin dengan lembut mencium dahi putranya.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada puluhan ribu orang yang membantu kami," kata ibu Yin kepada kantor berita Xinhua.
"Saya tidak percaya bahwa setelah membantu 29 anak yang hilang bertemu lagi dengan keluarga mereka, saya dapat menemukan putra saya sendiri," tuturnya.
Selama hilang, Mao Yin berganti nama menjadi Gu Ningning.
Dia dibesarkan di kota Mianyang, provinsi Sichuan.
Selama ini, Yin tak tahu dia adalah target pencarian orang hilang selama puluhan tahun.
Baca: Kronologi Penangkapan Guru SD yang Diduga Culik Bocah 12 Tahun dari Sumsel hingga Magetan
Penculikan anak telah menjadi masalah di Tiongkok selama beberapa dekade.
Beberapa anak di bawah umur diculik dan dieksploitasi oleh para penjahat.
Mereka memaksa korban untuk mengemis, mencopet, kerja paksa, hingga menjual diri.
Sisanya, para penculik menjual anak-anak untuk diadopsi orang lain, baik untuk pasangan China yang ingin memiliki anak, maupun untuk panti asuhan.
Para penculik mengambil anak orang lain yang diketahui melebihi jumlah batasan anak di China, yakni satu anak saja.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)