Toles coba melarikan diri, tetapi "mereka menangkap dan coba melumpuhkannya," kata sebuah pernyataan polisi.
Laporan itu mengatakan, Toles "merebut salah satu senjata petugas", dan Chauvin menembaknya di dada.
Di awal 2008, Departemen Kepolisian memberi Chauvin medali atas keberaniannya menanggapi insiden dengan pria bersenjata, menurut pemberitaan Pioneer Press yang dilansir Insider.
Kemudian pada 2011, Chauvin terlibat dalam kasus penembakan oleh polisi yang ketiga.
Dia termasuk di antara lima polisi yang menanggapi laporan penembakan.
Leroy Martinez (23), seorang penduduk asli Alaska terlihat berlari dari lokasi kejadian dan para polisi mengejarnya, demikian laporan media setempat. Polisi mengatakan, Martinez menodongkan pistol saat ia melarikan diri.
Terry Nutter salah satu polisi kemudian menembak Martinez. Star Tribune memberitakan, seorang saksi mata membantah klaim polisi bahwa Martinez menodongkan senjata saat ia ditembak.
"Dia menembak bocah itu tanpa alasan," kata Delora kepada Star Tribune.
Perempuan itu menambahkan, Martinez telah menjatuhkan senjatanya dan mengangkat tangan, tetapi polisi justru menembaknya.
Selama hampir dua dekade mengabdi di Kepolisian Minneapolis, Chauvin telah menjadi subyek dari beberapa keluhan internal, menurut database Communities United Against Police Brutality (CUAPBP).
Dalam tiga ulasan terpisah dari Otoritas Tinjauan Sipil, Chauvin ditemukan menggunakan "nada merendahkan", "bahasa yang merendahkan", dan "bahasa-bahasa lain".
Dia juga menjadi subyek tujuh ulasan oleh Kantor Polisi setempat.
Setiap ulasan menyimpulkan, "Ditutup - Tidak disiplin". Tidak ada keterangan lain dari keterangan itu.
Kasus Tou Thao