Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Drone dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah digunakan untuk mengembangkan teknologi untuk memprediksi kerusakan genangan jika terjadi hujan lebat dalam waktu singkat, yang diharapkan akan digunakan oleh pemerintah daerah untuk pengendalian kerusakan akibat banjir.
Sekelompok perusahaan seperti Arithmer--perusahaan usaha di Tokyo yang mengembangkan AI menggunakan matematika--bekerjasama dengan Universitas Tokyo, telah mengembangkan teknologi yang menggunakan drone dan AI untuk memprediksi bagaimana air akan tergenang jika terjadi hujan dan banjir serta terjadi kerusakan akibat banjir.
Baca: Langkah Kedua di Tokyo Jepang Dimulai: Sekolah, Teater, Bioskop Hingga Tempat Usaha Dibuka Kembali
Pembuatan peta 3D dari data survei drone, dan menghitung kerusakan genangan dengan AI yang memprediksi aliran air.
Memprediksi kerusakan genangan biasanya memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tetapi dengan teknologi ini, ternyata dapat memberikan prediksi dalam sentimeter akibat pemetaan drone, dalam waktu kurang dari satu jam.
Karena itu dapat dihubungkan dengan langkah-langkah genangan di lokasi seperti rumah sakit dan rumah-rumah dan untuk mengamankan langkah-langkah evakuasi yang aman.
Hirono-cho, Perfektur Fukushima, yang dirusak oleh gempa besar Jepang Timur, memutuskan untuk menggunakan teknologi ini, dan kota-kota lain juga yang berarti bahwa jumlah permintaan meningkat.
Baca: PROFIL Dwi Sasono, Aktor yang Ditangkap Atas Dugaan Kasus Narkoba, Teka-teki Sosok DS Terjawab
Yoshihiro Ota, presiden Arithmer, mengatakan, "Genangan rumah sakit dan tempat penampungan dapat menyebarkan infeksi virus corona baru, dan kami ingin meminta pemerintah daerah untuk memanfaatkan teknologi ini untuk antisipasi berbagai hal."
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com