"Dan kita semua harus berterima kasih kepada orang-orang yang bersedia secara damai, disiplin, untuk berada di luar sana membuat perbedaannya," tandas dia.
Baca: Sama dengan George Floyd, Siapa Adama Traore? Korban Kekerasan Polisi yang Sebabkan Prancis Rusuh
Baca: Dakwaan Polisi yang Menindih George Floyd Ditingkatkan, Tiga Lainnya Dituduh Bersekongkol
Bagian paling pribadi dalam pidato yang disampaikan Barack Obama adalah ia melihat keluarganya sendiri, ketika ia melontarkan pesan yang dimaksudkan khusus untuk pemuda pria dan wanita kulit hitam.
"Sekarang aku ingin berbicara langsung pada pemuda pria dan wanita kulit berwarna di negara ini, yang telah menyaksikan terlalu banyak kekerasan dan terlalu banyak kematian, dan terlalu sering beberapa dari kekerasan itu berasal dari orang-orang yang seharusnya melayani dan melindungi Anda."
"Aku ingin kalian tahu bahwa kalian penting. Aku ingin kalian tahu bahwa hidup kalian penting, bahwa impian kalian penting," bebernya.
"Wajah anak perempuan saya, Sasha dan Malia, dan saya melihat keponakan saya, saya melihat potensi tanpa batas yang pantas berkembang, tanpa harus khawatir tentang apa yang akan terjadi ketika Anda berjalan ke toko atau pergi jogging atau berkendara di jalan atau melihat beberapa burung di taman," imbuhnya.
Lebih lanjut, Obama mengatakan setiap pemuda memiliki kekuatan untuk membuat segalanya lebih baik.
Ia juga menganggap pemuda telah membantu negara merasa seolah-olah ada suatu hal yang harus diubah.
"Aku harap kalian terus berharap meski mungkin merasa marah."
"Anda telah mengomunikasikan rasa darurat yang sama kuat dan transformatifnya seperti apapun yang saya lihat dalam beberapa tahun terakhir," tandas Obama.
Diketahui, saat ini terjadi kerusuhan di jalanan Amerika Serikat sebagai bentuk protes atas kematian George Floyd.
George Floyd merupakan pria berkulit hitam yang meninggal pada 25 Mei 2020 akibat lehernya ditindih seorang polisi, Derek Chauvin.
Baca: George Floyd Rupanya Sudah Dinyatakan Positif Virus Corona Sejak April, Terungkap dari Hasil Autopsi
Baca: Apakah Trump Bisa Kerahkan Militer Gara-gara Kasus George Floyd?
Insiden ini terjadi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.
Leher Floyd terus diinjak Chauvin meski ia merintih kesakitan dan mengatakan tak bisa bernapas.
Ia dinyatakan meninggal setelah lehernya ditindih hampir selama sembilan menit.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)