TRIBUNNEWS.COM - Baru lepas dari wabah Covid-19, Vietnam kini mewaspadai virus baru bernama DIV1.
Dikutip dari New Straits Times, virus ini mematikan dan berpotensi menghancurkan industri udang.
Mengingat hal ini, Kementerian Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (MARD) telah menyerukan pemeriksaan yang lebih ketat dan langkah-langkah kontrol perbatasan pada distribusi makanan laut.
Kementerian meminta Komite Pengarah Nasional Melawan Penyelundupan, Penipuan Perdagangan, dan Barang-Barang Palsu bersama beberapa provinsi utara untuk mengintensifkan kontrol kepada pakan udang.
Baca: Pilot asal Inggris yang Terkena Covid-19 di Vietnam Sembuh, Pemerintah Setempat Habiskan Dana Rp 3 M
Baca: Ditangani Serius oleh Vietnam, Pilot Positif Covid-19 Dinyatakan Sembuh, Habiskan Biaya Rp 3 Miliar
Selain itu, juga mengawasi budi daya perairan atau akuakultur dari China untuk mencegah penyebaran virus ke Vietnam.
Menurut Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Phung Duc Tien, virus ini dikenal sebagai decapod iridescent virus 1 (virus DIV1).
Virus ini secara spesifik menyerang budidaya tambak udang China dalam beberapa tahun terakhir.
The Vietnam Express melaporkan virus DIV1 pertama kali ditemukan pada 2014 silam di dalam sampel lobster claw merah di Provinsi Fujian, China.
Selain itu virus ini juga terdeteksi di sampel udang putih berkaki di Provinsi Zhejian dan udang air tawar raksasa di wilayah lain China.
Virus ini muncul kembali pada Februari 2020 di Provinsi Guangdong.
Setidaknya seperempat tambak udang di sana terinfeksi virus mematikan ini.
Kementerian mengatakan virus DIV1 menginfeksi udang pada semua tahap pertumbuhan dan menyebabkan penyakit bagi udang air tawar, air payau, hingga air asin.
Hingga Senin (1/6/2020), belum ada informasi lebih lanjut mengenai infeksi virus DIV1 ini di Vietnam.
Namun, untuk mencegah virus memasuki negara itu, kementerian telah meminta Komite Pengarah Nasional di provinsi perbatasan untuk mencegah penyelundupan bayi udang, udang, dan pakan budidaya.