TRIBUNNEWS.COM - Ratusan pengunjuk rasa anti-rasisme di Paris berlutut dan berdiam diri selama delapan menit untuk mengenang George Floyd, Selasa (9/6/2020).
Sebagaimana diketahui, George Floyd merupakan pria kulit hitam tak bersenjata yang tewas di tangan polisi di Minneapolis.
George Floyd kehabisan napasnya setelah seorang mantan perwira polisi, Derek Chauvin menindih leher Floyd dengan lutut hingga tewas.
Insiden yang berlangsung sekitar sembilan menit itu terekam kamera video dan tersebar di media sosial.
Dikutip Tribunnews dari France24, sembari memegang plakat bertuliskan, "Hentikan Kekerasan Polisi", "Hentikan Rasisme", dan "Aku Tidak Bisa Bernapas", para pengunjuk rasa menundukkan kepala di bawah Patung Marianne, Prancis.
Baca: Viral Pidato Perempuan Papua Saat Demo Kematian George Floyd di Amerika Serikat, Teteskan Air Mata
Baca: Pemakaman George Floyd, Seruan Keadilan Rasial Digemakan
Beberapa demonstran mengangkat kepalan tangan sebagai tanda penghormatan terhadap George Floyd.
"Kami di sini untuk memerangi kekerasan polisi, melawan smeua rasisme yang berlangsung selama beberapa generasi," papar Kathleen Mergirie, wanita kulit hitam (30) yang ikut aksi tersebut.
"Kita tidak bisa terus seperti ini," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, kematian George Floyd di Minneapolis dua minggu lalu memicu protes di seluruh dunia terhadap rasisme dan kebrutalan polisi.
Termasuk di Prancis, di mana orang-orang keturunan Afrika dan Arab sering mengeluh soal catatan kekerasan polisi yang tidak teratasi
Pemakaman George Floyd
Lebih lanjut, sekitar 500 pelayat memenuhi gereja di Houston.
Diberitakan Associated Press, meski berkerumun, mereka tetap mematuhi protokol kesehatan dan mengenakan masker.
Pemakaman di Houston mengakhiri enam hari berkabung untuk Floyd di tiga kota, yakni Raeford, North Carolina tempat dia dilahirkan, Houston tempat dia dibesarkan, dan Minneapolis tempat dia meninggal.