TRIBUNNEWS.COM - Pada Minggu (21/6/2020) matahari dan bulan menyatu membentuk fenomena Gerhana Matahari Cincin 'Ring of Fire'.
Pemandangan menakjubkan ini dapat terlihat di seluruh bagian Afrika, Asia, dan beberapa benua lainnya.
Gerhana ini terjadi ketika bulan menutupi sebagian besar matahari, sehingga bentuknya terlihat menyerupai cincin yang sangat terang.
Baca: Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020
Menurut laporan Phys.org, Gerhana Matahari Cincin pertama kali terlihat di Republik timur laut Kongo pada pukul 5:56 waktu setempat (04:56 GMT) hanya beberapa menit setelah matahari terbit.
Ini adalah titik durasi maksimum, dengan pemadaman berlangsung 1 menit dan 22 detik.
Melaju ke arah timur melintasi Afrika dan Asia, GMC akan mencapai gerhana maksimum dengan lingkaran cahaya matahari sempurna di sekitar Bulan di atas Uttarakhand, India.
Wilayah itu berada tepatnya di dekat perbatasan Tiongkok-India pada pukul 12:10 waktu setempat (6:40 GMT).
Sementara itu, dikutip dari Tribunnews, menurut BMKG Gerhana Matahari Cincin di Indonesia paling awal terjadi di Sabang, Aceh pada pukul 13.16 WIB.
Baca: Gerhana Matahari Cincin 21 Juni di Jawa Tengah, Ini Daftar 13 Kota yang Bisa Menikmatinya
Sedangkan wilayah yang paling akhir adalah Kepanjen, Jawa Timur pada pukul 15.19 WIB.
"Gerhana annular terlihat dari sekitar dua persen dari permukaan Bumi," kata Florent Delefie, seorang astronom dan Observatorium Paris, mengatakan kepada AFP.
Meskipun tidak semua benua bisa melihat fenomena alam ini, Gerhana Matahari Cincin tampak jelas bagi jutaan mata di negara Benua Asia.
Adapun negara-negaranya antara lain Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Sudan, Ethiopia, Laut Merah, Yaman, Arab Saudi, Oman, Teluk Oman, Pakistan, India, Cina, Taiwan, Laut Filipina (selatan Guam), dan Australia utara.
Di Twitter, banyak beredar foto-foto penampakan Gerhana Matahari Cincin dari berbagai belahan dunia.
Foto-foto GMC ini dapat ditelusuri menggunakan tagar #SolarEclipse2020.
Salah satunya video yang diunggah Global Times dari China ini.
"Rekaman langka gerhana ini membuat takjub jutaan pengamat dari China," tulis Global Times.
Rekaman singkat itu menampilkan gerhana cincin yang bentuknya bulat sempurna.
Sementara itu, akun @dansiddiqui mengunggah pemandangan GMC dari New Delhi, India.
Tidak sesempurna di China, kali ini bentuknya mirip bulan sabit.
Namun yang menarik adalah foto dari @U_Pandaa.
Akun Twitter ini mengunggah penampakan GMC yang terlihat di atas puncak Burj Khalifa, gedung pencakar langit di Dubai.
Foto 'Ring of Fire' itu nampak dramatis berada di tengah-tengah pucuk bangunan tersebut.
Hampir sama dengan di China, Taiwan juga mendapatkan pemandangan GMC yang bulat sempurna.
Sementara itu di Thailand bulan tidak banyak menutupi matahari sehingga nampak seperti bulan sabit.
Akhir tahun ini diperkirakan akan terjadi gerhana lagi pada November hingga Desember mendatang.
Gerhana Penumbra akan terjadi pada 30 November sementara Gerhana Matahari Total akan terlihat di Chili dan Argentina pada 14 Desember.
Gerhana Matahari Total sangat berbahaya bila dilihat dengan mata telanjang.
Bahkan kacamata hitam anti sinar Ultra Violet (UV) pun tidak mampu menggaransi keamanan untuk melihat fenomena ini.
"Matahari begitu cerah sehingga bahkan ketika hanya ada bagian kecil yang terlihat, itu masih berbahaya bagi mata," kata Delefie.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)