News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menelusuri Asal Usul Ninja dengan Teori China dan Teori Jepang Kuno

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kontrak Ninja yang terungkap pertama kali dibuka oleh peneliti Associate Profesor dari Universitas Mie, Yoshiki Takao, 27 November 2018.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ada dua teori tentang sejarah Ninja, baik teori China maupun teori Jepang kuno.

Belum lagi nama Ninja itu sendiri banyak sekali penyebutannya di masa lalu, selain Shinobi, juga disebut Rappa, Suppa, Kusa, Dakkou, Kamari dan sebagainya.

Barulah seusai Perang Dunia II, tepatnya tahun 1955 dengan pemuatan kata Ninja di novel-novel Jepang, nama Ninja semakin populer hingga kini.

"Ada dua teori yaitu teori China dan teori Jepang kuno sendiri yang menuju kepada awal mula Ninja," papar ninja terakhir Jepang, Jinichi Kawakami khusus kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Apabila melihat cara kerja Ninja sebagai mata-mata, maka sudah dimulai sekitar 4300 tahun tahun atau sekitar tahun 2300 sebelum Masehi.

Melihat teori China, sebuah teori yang datang dari benua China, dengan deskripsi tentang mata-mata yang mengumpulkan informasi dari tanah musuh yang disebut "Kan" dalam buku hukum militer Sunzi atau Sun Tzu pada tahun 544 sebelum Masehi.

Para ninja sedang bertanding di Perfektur Mie Jepang. (Istimewa)

Sun Tzu adalah seorang jenderal China, ahli strategi militer, penulis, dan filsuf yang tinggal di zaman kuno Zhou Timur China.

Sun Tzu secara tradisional dianggap sebagai penulis The Art of War, sebuah karya strategi militer yang berpengaruh yang telah mempengaruhi filosofi dan pemikiran militer Asia Barat dan Timur.

Dari buku Sun Tzu tersebut tertulis pola atau cara gerakan mata-mata yang dilakukan orang yang mirip dengan yang dilakukan Ninja, sehingga dianggap sudah ada Ninja jauh sebelum tahun Masehi di China.

Sementara teori Jepang kuno mengarah kepada Pangeran Shotoku yang memberi nama "Shinobi" kepada Otomi Minoru yang berperan aktif dalam pemberontakan Dingi yang bertarung dengan Monobe, dan melakukan berbagai penyelidikan.

Baca: Penyamaran Ninja Jepang, Sebagai Biksu Harus Memiliki Wewangian

Baca: Komusou, Salah Satu dari 7 Penyamaran Ninja Jepang

Dan dalam teori Jepang kuno ini menggunakan ninjutsu untuk mengalahkan para bandit (orang jahat atau target).

Menggabungkan dua teori ini, muncullah orang yang bertindak seperti mata-mata di benua China dan diperkenalkan ke Jepang, yang kemudian berubah secara unik di Jepang untuk memunculkan nama Ninja.

Catatan Pangeran Shotoku (574-622) juga menggunakan kata Shinobi terutama saat kekuatan Okume no Mikoto melakukan operasi pembentukan negara.

Demikian pula Kaisar Jimmu (Kamu-yamato Iware-biko no Mikoto) yang menaklukkan kepemimpinan sebelumnya menjadi legenda sekitar 660 tahun sebelum masehi, diperkirakan menggunakan orang yang bertugas seperti ninja sehingga berhasil dalam perangnya.

Para murid GrandMaster Ninja Jepang, Masaaki Hatsumi (83) memberikan penghormatan pada leluhur, barulah memulai latihan Ninjutsu, ilmu dasar menjadi ninja. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Hanya setelah kelahiran manorialisme (sistem ekonomi di Eropa Tengah berdasarkan tanah pribadi diciptakan oleh Manor) aktivitas ninja di Jepang menjadi jelas.

Ketika kompetisi untuk tanah dimulai, menjadi penting untuk menyusup dan mengejutkan musuh.

Mereka yang bertindak sebagai mata-mata adalah mereka yang tidak memiliki tanah sendiri dan bermukim di sekitar istana.

Kemudian, pemilik tanah menyebut sekelompok orang seperti itu sebagai "penjahat" dan kemudian menjadi "ninja."

Setelah itu, sampai periode jaman Sengoku (1232 – 1603), Ninja memiliki peran penting dalam pertempuran.

Baca: Satu Lagi Daerah Pariwisata Tempat Mengenal Ninja Jepang, Lokasinya Dekat Tokyo

Baca: Ninja Jepang Bukan Hanya Iga dan Koga Saja, Ada Juga Klan Lainnya

Bahkan sempat diadu-domba antara klan Koga dan Klan Iga sehingga ratusan ninja meninggal dunia.

Tetapi pada periode Edo (1603 – 1868), mereka dapat bersatu kembali dan lapangan bermain mereka "menghilang."

Dalam arti, musuh hanya orang yang ditargetkan masternya, bukan lagi sesama ninja seperti di masa lalu saat berperang.

Jadi apabila mereka (ninja) bertemu pasukan atau bodyguard target, meskipun juga model ninja, tidak lagi menganggap berkelahi sebagai antar ninja, tetapi dianggap ninja melawan bodyguard sang target.

Jinichi Kawakami, ninja terakhir di Jepang (kiri), Hiroshi Mizohata (tengah) dari biro Pariwisata Osaka, Dr Yuji Yamada (kanan) ahli peneliti ninja. (Koresponden Tribunnews/Richard Susilo)

Gaji yang dibayarkan kepada ninja pun secara bertahap menurun, dan beberapa dari mereka menjadi pencuri dan menjadi penghibur yang melakukan ninjutsu.

Ninjutsu, yang menjadi hiburan bagi rakyat jelata, mungkin telah menjadi citra ninja saat ini.

Tak heran tempat hiburan menunjukkan dan atau menampilkan tokoh dengan pakaian ninja, biasanya melakukan hiburan dengan kemampuan ninjutsunya, ilmu dasar bela diri yang dimiliki ninja.

Sekolah Ninjutsu pun muncul sejak tahun 1181 oleh Togakure Daisuke dengan sekolahnya bernama Togakure School of Ninjutsu.

Buku Rahasia Ninja di Jepang, cerita riil mengenai ninja di Jepang, rencana akan diterbitkan Agustus 2020, silakan melihat informasi lengkap ninja di www.ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini