TRIBUNNEWS.COM – Serangan rudal Iran disebut telah menghancurkan mitos hebatnya sistem keamanan Israel.
Iran mengklaim 90 persen dari semua rudal yang ditembakkan ke Israel pada Selasa malam, (1/10/2024), berhasil menghantam sasaran.
Di sisi lain, Israel dan sekutu dekatnya, Amerika Serikat (AS), menolak mengungkapkan jumlah rudal Iran yang bisa ditangkis.
Bahkan, militer Israel melarang diterbitkannya laporan atau berita mengenai rincian atau dampak serangan.
Sejumlah rudal dilaporkan menghantam Pangkalan Udara Nevatim, Pangkalan Udara Tel Nof, dan di dekat markas dinas intelijen Mossad.
Serangan itu adalah balasan Iran atas serangan Israel yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah beberapa waktu lalu.
Esteban Carrilo, jurnalis asal Ekuador yang berada di Lebanon, menyebut kerusakan akibat serangan Iran relatif kecil.
Namun, Iran berhasil menghantamkan pukulan psikologis besar kepada Israel karena rudal-rudalnya sukses menembus sistem pertahanan Iron Dome dengan mudah.
“Ini tidak seperti Angkatan Udara Israel ketika datang ke Lebanon, ketika mereka memasuki Gaza atau Suriah [dan] mereka menyebabkan ratusan atau puluhan warga sipil tewas setiap kali mereka menjatuhkan bom,” ujar Carrilo dikutip dari Sputnik.
Dia mengatakan Iran menargetkan apa yang ingin ditargetkannya, termasuk Pangkalan Udara Nevatim.
Menurut dia, pangkalan itu menjadi tempat bertolaknya jet-jet tempur Israel ke Lebanon untuk melancarkan serangan yang menewaskan Nasrallah.
Baca juga: Eks Pejabat CIA Anggap Iron Dome Israel Suatu Kegagalan, Rudal Iran Sukses Hantam Sasaran
“Itu benar-benar hari yang baru. Itu hari baru bagi Israel. Itu hari baru bagi Iran, bagi AS, bagi Poros Perlawanan, dan bagi seluruh dunia,” katanya.
Carrilo juga menyoroti ucapan dari para pejabat Iran yang menyebutkan bahwa negaranya punya hak untuk membela diri.
“Iran menunggu selama tiga bulan setelah pembunuhan Ismail Haniyeh,” katanya.