"Keputusan Dewan Negara Turki terhadap keputusan Presiden Erdogan menempatkan monumen di bawah pengelolaan Kepresidenan Urusan Agama sangat disesalkan," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell dalam sebuah pernyataan.
1. Para Pemimpin Gereja
Dikutip dari Al Jazeera, Gereja Ortodoks Rusia kecewa atas keputusan Turki mencabut status museum Hagia Sophia.
Pihaknya menilai Turki mengabaikan keinginan jutaan umat Kristen.
"Kekhawatiran jutaan orang Kristen belum didengar," kata juru bicara Gereja Ortodoks Rusia Vladimir Legoida, menurut kantor berita Rusia Interfax.
Gereja Ortodoks Rusia sebelumnya menolak keinginan Turki untuk mengubah situs yang pernah menjadi katedral dan museum, diubah menjadi masjid.
Pihaknya menilai Turki mengancam semua peradaban Kristen dunia.
Sebelumnya Patriark Ekumenis Bartholomew, kepala spiritual sekitar 300 juta umat Kristen Ortodoks yang berbasis di Istanbul turut mengecam keinginan Turki.
2. UNESCO
Sepakat dengan Rusia dan Yunani, UNESCO menyesalkan dan meminta ada dialog untuk mengupas status situs warisan dunia ini.
3. Yunani
Negara yang kerap bersitegang dengan Turki ini menyebut keputusan konversi Hagia Sophia merupakan provokasi kepada dunia.
"Ini adalah pilihan yang juga menyinggung semua orang yang mengakui monumen sebagai properti budaya dunia," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis.
4. Rusia
Vladimir Dzhabarov, wakil ketua komite urusan luar negeri di majelis tinggi parlemen Rusia menyebut keputusan Turki salah.
"Mengubahnya menjadi masjid tidak akan berdampak apa pun bagi dunia Muslim."
"Itu tidak menyatukan negara, tetapi sebaliknya menyebabkan singgungan," katanya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)