TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Sekelompok warga Israel membakar bendera Turki di depan Konsultan Turki di Yerusalem Timur, wilayah yang diduduki Israel atas Palestina.
Aksi tersebut dilakukan oleh sembilan orang untuk memprotes keputusan Turki yang mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid.
Kelompok tersebut menyebut diri mereka sebagai Jerusalem Initiative yang terdiri atas orang-orang Yahudi dan Kristen.
Hal itu disampaikan oleh ketua kelompok, Elias Zarina, sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Senin (13/7/2020).
Baca: Hagia Sophia, Sandi Penaklukan Politik Domestik Turki
Zarina juga meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mendukung dan melindungi orang-orang Kristen di seluruh dunia.
Selain membakar bendera Turki, kelompok tersebut juga mengibarkan bendera Yunani dan Kekaisaran Bizantium di luar kantor konsulat Turki.
Mereka juga menggantung spanduk dengan slogan anti-Turki di tempat tersebut.
Polisi Israel akhirnya terjun ke lokasi kejadian dan menahan orang yang membakar bendera Turki.
Pekan lalu, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang telah mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Baca: Dikritik karena Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Presiden Erdogan Tepis Semua Kecaman Internasional
Keputusan tersebut membuka jalan bagi pemerintah untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid kembali. B
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, lantas mendeklarasikan perubahan Hagia Sophia menjadi masjid.
Dia menambahkan salat perdana di sana akan diadakan di dalam waktu dua pekan ke depan.
Langkah ini mengundang kritik dan keprihatinan internasional, termasuk dari Yunani, Amerika Serikat ( AS), dan Rusia.
Turki menolak upaya pihak luar untuk ikut campur dalam keputusannya terhadap Hagia Sophia, dengan mengatakan mereka berusaha untuk merusak kedaulatannya.