China memberlakukan lockdown ketat pada hampir setengah juta orang di provinsi Hebei, yang menjadi klaster baru Covid-19, pada Minggu (28/6/2020).
Pemerintah China memperingatkan wabah Corona (Covid-19) masih "parah dan rumit."
Setelah sebagian besar China terkendali dari Covid-19, ratusan orang telah terinfeksi di Beijing dan provinsi Hebei, dalam beberapa minggu terakhir.
Para pejabat kesehatan mengatakan wilayah Anxin-sekitar 150km dari Beijing-akan "sepenuhnya tertutup dan dikendalikan."
Tindakan ketat yang sama pernah juga diterapkan di kota Wuhan, pada awal tahun ini.
Otoritas setempat menjelaskan,
hanya satu orang dari setiap keluarga akan diizinkan untuk pergi keluar sekali sehari untuk membeli kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan.
Wabah ini pertama kali terdeteksi di Pasar Xinfadi, Beijing yang memasok banyak produk makanan dan sayur segar kota itu. Ini memicu keprihatinan atas keamanan rantai pasokan makanan.
"Hampir sepertiga dari kasus sejauh ini telah dikaitkan dengan satu bagian daging sapi dan kambing di pasar, di mana para pekerja sedang dikarantina selama sebulan," pejabat kota mengatakan hari Minggu (28/6/2020).
Bisnis di wilayah Anxin adalah memasok ikan air tawar ke pasar Xinfadi, demikian kantor berita China Xinhua melaporkan.
Sebanyak 12 kasus Covid-19 yang ditemukan di daerah-termasuk 11 yang terkait dengan Xinfadi, media yang dikelola pemerintah China, Global Times melaporkan.
Kasus-kasus baru di Beijing telah mendorong kekhawatiran tentang kebangkitan virus di China.
Beijing telah melakukan tes massal kepada para pekerja pasar grosir, pekerja Restoran, warga lingkungan menengah dan berisiko tinggi, dan kurir pengiriman selama dua minggu terakhir.
Tes juga telah diperluas untuk semua karyawan salon kecantikan dan salon rambut kota, Global Times melaporkan.
Sejak 11 Juni lalu, ketika Beijing melaporkan kasus pertama gelombang kedua Covid-19, yang berasal dari pusat makanan dan sayuran di pasar Xifandi, tercatat 311 orang di kota lebih dari 20 juta orang telah tertular virus.(Reuters/AFP/Channel News Asia/AP/Global Times)