TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang dahsyat menerjang di Negara Bagian Assam, India dan Nepal telah menewaskan 189 orang.
Selain itu, banjir juga membuat lebih dari empat juta orang kehilangan tempat tinggal.
Sekitar 28 dari 33 distrik di Assam telah terkena dampaknya.
Oleh sebab itu, banjir kali ini menjadi salah satu banjir terburuk dalam beberapa waktu terakhir.
Sebanyak 50.000 orang yang kehilangan tempat tinggal, telah dipindahkan ke 649 lokasi pengungsian yang didirikan oleh pemerintah.
Adapun 3.000 desa terdampak oleh banjir dan 130 ribu hektar lahan pertanian rusak.
Baca: India Tembus 1 Juta Kasus Corona di Tengah Kesenjangan Penanganan Covid-19
Baca: Konflik India-China Memanas, Rusia dan AS ‘Berlomba’ Jual Senjata ke India
Dikutip dari Sky News, Komisi Air Pusat India telah mengeluarkan peringatan banjir yang parah.
Pihaknya memperingatkan perairan sungai Brahmaputra akan terus naik hingga Senin (20/7/2020) malam.
Disamping itu, Nepal juga mengalami tanah longsor dan banjir yang parah.
Sekitar 110 orang tewas dan 100 lainnya luka-luka ketika kedua bencana menghanyutkan atau menyapu rumah-rumah.
Polisi setempat pun gencar memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak.
Mereka juga ikut memindahkan ratusan orang lainnya di 26 dari 77 distrik di Nepal.
Baca: Negaranya Diklaim Memimpin Kebangkitan Ekonomi Global Pasca Pandemi, PM Modi: India Menanti Kalian
Baca: Pemerintah Nepal Tutup Jalur Pendakian Everest, Warga Lokal Terancam Sulit Cari Mata Pencaharian
Pemerintah telah mengatakan kepada orang-orang yang tinggal di sepanjang dataran selatan untuk tetap waspada.
Sebab, hujan lebat diperkirakan akan menghantam negara Himalaya selama empat hari ke depan.