Dia membahas sikap Trump yang kala itu menduga oknum fasisme dan teroris menunggangi protes besar-besaran di AS.
Padahal menurutnya insiden Floyd membangkitkan lagi krisis rasial yang selama ini terjadi di Negeri Paman Sam.
Sementara itu Trump terlihat tidak menghadiri pemakaman tersebut.
Namun tampak dua mantan presiden AS, George W. Bush dari Partai Republik dan Bill Clinton dari Demokrat menghadiri acara.
Obama Menilai Trump Rasis dan Seksis
Barack Obama mengecam retorika Trump terkait pribumi, rasis, dan seksis dalam sambutannya di acara penggalangan dana virtual untuk Capres Joe Biden.
Menurut The New York Times dari The Hill, Obama menilai para pendukung Trump meyakini informasi yang salah.
"Ini hanya terpaku pada Fox News dan Breitbart dan Limbaugh dan hanya ruang gema konservatif dan karenanya, mereka akan berubah untuk memilih," kata Obama, menyoal media yang dinilai memihak Trump.
“Apa yang telah dilepaskannya dan apa yang terus ia coba gunakan adalah ketakutan dan kemarahan dan kebencian dari orang-orang yang, dalam beberapa kasus, benar-benar mengalami kesulitan. Trump mencoba memanfaatkannya dan mengarahkannya dengan cara pribumi, rasis, dan seksis," lanjutnya.
Baca: Subak Jatiluwih, Warisan Budaya Dunia di Bali yang Pernah Dikunjungi Obama
Baca: Mantan Presiden AS Barack Obama Sampaikan Pidato Penuh Harapan: Hidupmu Berharga, Impianmu Penting
Dalam wawancara virtualnya dengan Hoffman, Obama juga dikabarkan menuduh Trump mendorong sentimen anti-Asia menyoal pandemi Covid-19.
Semenjak wabah corona menyerang, hubungan Trump dengan China makin memanas.
Bahkan beberapa bulan lalu dia dihujani kritik karena mengatakan virus corona sebagai Kung Flu, ungkapan yang dinilai rasis.
"Itu masih mengejutkan dan membuat saya kesal," kata Obama.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)