Kebijakan itu diambil Deterte demi menghidupkan kembali ekonomi domestik.
Kini, sektor ekonomi domestik Filipina menghadapi kontraksi terbesar dalam lebih dari tiga dekade.
Baca: Presiden Duterte Perpanjang Lockdown Hingga 30 Akhir April
Baca: Repatriasi 91 Satwa Endemik Indonesia dari Filipina
Pelanggar Lockdown Dihukum Mati
Ancaman sanksi ini merujuk pada kebijakan lockdown yang berlaku selama sebulan di Pulau Luzon.
"Biarkan ini menjadi peringatan bagi semua. Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting, kita memiliki perintah," katanya dalam siaran televisi lokal Rabu (1/4/2020) melansir Al Jazeera.
"Jangan bahayakan pekerja kesehatan, para dokter karena itu adalah kejahatan serius."
Duterte menegaskan akan menembak mati orang yang melanggar aturan ini.
"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah, dan hidup mereka dalam bahaya, tembak mati mereka."
"Jangan mengintimidasi pemerintah. Jangan menantang pemerintah. Anda akan kalah," tambahnya dalam bahasa Filipina dan Inggris.
Baca: Pesawat yang Jatuh dan Terbakar di Bandara Internasional Manila Filipina Angkut Tenaga Medis Corona
Baca: Polri Ungkap Jual Beli Senjata dan Amunisi dari Filipina untuk KKSB di Papua
Peringatan Duterte dikeluarkan setelah penduduk daerah kumuh di Kota Quezon, Manila berdemo.
Mereka melakukan protes di sepanjang jalan raya dekat perumahan.
Para warga mengklaim belum menerima paket makanan dan pasokan bantuan lainnya sejak kebijakan lockdown dua minggu silam.
Polisi setempat mengatakan, warga tidak mau kembali ke rumah dan menolak dibubarkan.
Namun polisi kemudian berhasil mengamankan 20 orang dan membubarkan aksi protes.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)