Setelah ledakan, ia menggambarkan adegan di unit gawat darurat (UDG) seperti "hancur" ketika pasien baru tiba.
Sebagian besar dengan cedera kaca, beberapa dipindahkan dari fasilitas medis dan rumah sakit yang melebihi kapasitas.
"Lebih banyak korban akan datang. Ini akan menjadi malam yang sulit."
"Aku memikirkan keluarga orang yang telah meninggal atau masih hilang."
Baca: Presiden Lebanon Tetapkan 3 Hari Berkabung Setelah Terjadi Ledakan di Pelabuhan Beirut
"Adegan di UGD sangat menghancurkan, tetapi stafnya ramah dan tidak mementingkan diri sendiri. Tidak ada kata-kata lagi," tuturnya.
Rekaman di media sosial menunjukkan orang yang terluka berlumuran darah dan kebingungan.
Beberapa menangis, berkeliaran di jalan dengan pakaian mereka yang berlumuran darah.
Bahkan, berteriak minta tolong atau mencari orang dicintai yang hilang.
Baca: Ledakan Dahsyat Lebanon, Ini Prosesnya Guncang Tubuh Hingga Tewaskan Manusia
Sebelumnya, terjadi ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) pukul 18.00 waktu setempat.
Ledakan di pelabuhan itu pun menimbulkan api yang membentuk awan jamur.
Presiden Lebanon, Michel Anoun mengatakan, ada 2.750 ton amonium nitrat disimpan secara tidak aman di gudang selama enam tahun terakhir.
Hingga kini, penyebab ledakan tersebut masih diselidiki oleh kepolisian setempat.
(Tribunnews.com/Maliana)