TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Irak akan menyediakan bantuan bahan bakar ke Beirut setelah ledakan di gudang pelabuhan pada Selasa (4/8/2020) di ibu kota Lebanon itu.
Hal itu terungkap setelah Delegasi Irak yang dipimpin oleh Menteri Peminyakan bertemu Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, pada Rabu (5/8/2020) waktu setempat.
Media lokal Lebanon juga melaporkan, gandum akan tiba pada Jumat (7/8/2020), dari Irak sebagai bantuan setelah ledakan membuat stok menipis.
Sebelumnya, Menteri Ekonomi Raoul Nehme mengataian, akibat turut meledaknya Silo yang menjadi penyimpanan cadangan gandum nasional, stok gandum menjadi menipis dan tak cukup untuk kebutuhan sebulan ini.
Baca: Kronologi Keberadaan Amonium Nitrat Diduga Penyebab Ledakan Beirut Lebanon, Disita dari Kapal Rusia
Dia mengatakan, Lebanon membutuhkan persediaan gandum setidaknya untuk waktu tiga bulan sebagai jaminan keamanan pangan.
"Lebanon memerlukan cadangan untuk setidaknya tiga bulan untuk memastikan keamanan pangan," ujar Raoul Nehme.
Pihaknya juga sedang mencari di gudang penyimpanan lainnya.
Ledakan Distrik pelabuhan Beirut yang menjadi pintu masuk utama untuk impor sumber pangan di negara berpenduduk enam juta orang lebih itu menjadi lumpuh.
Ahmed Tamer, Direktur pelabuhan Tripoli, pelabuhan terbesar kedua di Lebanon, mengatakan pelabuhan-nya tidak memiliki penyimpanan butiran gandum. Tetapi gandum dapat dibawa ke gudang sejauh 2 km (sekitar satu mil) jauhnya.
Ketua serikat importir gandum, Ahmed Hattit khawatir akan terjadi masalah besar rantai pasokan pangan setelah ledakan terjadi.
"Kecuali ada konsensus internasional untuk menyelamatkan kita," katanya.
Lembaga PBB bertemu pada Rabu (5/8/2020) untuk mengoordinasikan upaya bantuan bagi Beirut. Hal itu disampaikan Tamara Al-Rifai, juru bicara lembaga pengungsi Palestina UNRWA, kepada Reuters dari Amman.
Hattit menambahkan cadangan tepung terigu cukup untuk menutupi kebutuhan pasar selama setengah bulan.
"Dan ada empat kapal kargo yang membawa 28.000 ton gandum menuju Lebanon," jelas Hattit, kepada Surat Kabar Al-Akhbar, seperti dilansir Reuters.
Sementar itu, Perancis, Turki, dan negara-negara Teluk menawarkan bantuan untuk Lebanon setelah ledakan di sebuah gudang di Beirut yang menewaskan sedikitnya 100 orang dan korban luka hampir 4.000 orang.
Berikut rincian tawaran bantuan internasional untuk Lebanon:
1. Perancis
Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan Perancis akan mengirim 55 personel keamanan ke Lebanon dan 6 ton peralatan kesehatan.
Sementara sekitar 10 dokter darurat juga akan terbang ke Beirut.
"Perancis selalu berada di sisi Lebanon dan rakyat Lebanon. Kami siap membantu tergantung pada kebutuhan yang diungkapkan oleh pemerintah Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).
2. Turki
Yayasan bantuan kemanusiaan Turki (IHH) membantu dalam mencari korban selamat, menggali puing-puing untuk mencari korban yang masih tertimbuj dan merawat korban luka-luka.
"Kelompok ini juga telah membuka dapur umum di sebuah kamp pengungsi Palestina untuk mengantarkan makanan kepada mereka yang membutuhkan," kata Mustafa Ozbek, seorang pejabat IHH yang berbasis di Istanbul.
"Kami menyediakan bantuan yakni satu ambulans untuk mengevakuasi pasien. Kami dapat memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, "katanya.
3. Kuwait
Kuwait telah memberikan bantuan medis dan keperluan lainnya.
Departemen Kesehatan mengatakan Bantuan Kuwait tiba di Lebanon yang dikirimkan melalui pesawat militer pada Rabu (5/8/2020) pagi.
Bulan Sabit Merah Kuwait juga mengatakan akan menawarkan apa pun bantuan yang dibutuhkan Lebanon, demikian televisi Kuwait melaporkan.
4. Qatar
Kantor Berita Qatar, QNA melaporkan pemerintah telah mengirim pesawat militer pertama yang membawa bantuan medis pada Rabu (5/8/2020).
Tiga pesawat lagi akan menyusul kemudian akan membawa dua rumah sakit Lapangan dengan 500 tempat tidur masing-masing, dilengkapi dengan respirator dan persediaan medis yang diperlukan lainnya.
5. Rusia
Kementerian Bencana Rusia mengatakan mengirimkan lima pesawat yang membawa peralatan medis, rumah sakit lapangan dan personil medis.
Semua staf medis yang berangkat ke Beirut akan dilengkapi dengan alat peralatan pelindung pribadi untuk mencegah penularan pandemi virus Corona.
6. Belanda
Belanda mengirimkan tim pencari dan penyelamatan ke Lebanon yang terdiri dari 67 dokter, perawat, petugas pemadam kebakaran dan petugas polisi untuk membantu dalam mencari korban yang terperangkap di bawah puing.
7. Iran
Presiden Hassan Rouhani mengatakan Iran sudah siap untuk mengirim bantuan medis ke Lebanon, membantu mengobati luka dan memberikan bantuan medis yang diperlukan lainnya.
100 Orang Tewas Dan 4.000 Orang Luka-luka
Jumlah korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang Beirut terus bertambah hingga mencapai 100 orang.
Hal itu disampaikan kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh kepada LBCI TV melalui sambungan telepon, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).
Bahkan George Kettaneh memperkirakan jumlahnya masih akan bertambah, mengingat proses evakuasi korban di lokasi masih terus dilakukan oleh petugas.
Palang Merah berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan untuk mengevakuasi korban dari lokasi ledakan ke rumah sakit.
Sebelumnya dilaporkan 78 orang tewas dan hampir 4.000 orang luka-luka akibat insiden ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020).
Ledakan di gudang pelabuhan menyimpan bahan eksplosif adalah yang paling kuat pada tahun ini di Beirut.
Presiden Michel Aoun mengatakan, 2.750 ton amonium nitrat, yang digunakan untuk bahan pupuk dan bom, telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa tindakan keamanan.
Atas kejadian itu, dia langsung menggelar pertemuan Kabinet Darurat pada Rabu (5/8/2020).
Pejabat tidak mengatakan apa yang menyebabkan api yang memicu ledakan.
Sebuah sumber keamanan dan media lokal mengatakan ledakan itu bermula dari pekerjaan pengelasan yang dilakukan pada sebuah lubang di gudang.
"Apa yang kita saksikan adalah sebuah malapetaka besar," ujar kepala Palang Merah Lebanon George Kettani.
"Ada korban di mana-mana," jelasnya.
Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya.
Kepulan asap berwarna oranye membubung ke langit setelah ledakan kedua terjadi. Diikuti gelombang kejut mirip tornado yang menyapu Beirut.
Dikutip dari CNN, ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa petang menimbulkan kerusakan besar pada Istana Baabda.
Kediaman resmi presiden Lebanon itu, menurut media Pemerintah Lebanon, turut terdampak besarnya ledakan.
Ledakan itu menghancurkan jendela lorong, pintu masuk, dan salon, demikian kantor berita Lebanon melaporkan, Selasa.
”Pintu dan jendela di beberapa sayap istana terlepas. Tidak ada yang terluka," NNA juga melaporkan.
Guncangan dirasakan di Siprus
Selain itu, ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa sore terasa di pulau tetangga Siprus, sekitar 240 kilometer jauhnya dari Lebanon, menurut European-Mediterranean Seismological Center (EMSC).
"Kami menerima sejumlah laporan dari Siprus yang tampaknya terkait dengan ledakan ini, melaporkan kebisingan dan jendela berderak," tulis EMSC melalui Twitter.
Beberapa pengguna media sosial juga menulis di Twitter mereka merasakan ledakan di rumah mereka di Siprus.
"Ledakan itu terasa di Limassol, Siprus, jendela kita terguncang," cuit Elias Mavrokefalos.
"Aku memeriksa untuk melihat apakah kita dibom," ujar warga Limassol lain dalam tweet-nya.
Orang lain mengatakan, dia juga mendengar ledakan itu dan merasakan "getaran cahaya" di kota Nicosia.
Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides juga mencuit bahwa dia dalam komunikasi dengan Pemerintah Lebanon dan telah menginformasikan kesiapan Siprus segera untuk membantu Lebanon. (Reuters/CNN/BBC/AFP/AP/Channel News Asia/NYTimes)