TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden dari Partai Demokrat AS Joe Biden bersumpah untuk menyatukan Amerika yang terpecah belah jika dia terpilih di pemilu AS 2020 mendatang.
Dia juga berjanji akan memimpin negara untuk mengatasi situasi yang disebutnya sebagai "musim yang gelap".
Mengutip The Guardian, Biden (77) menolak kesempatan untuk menerima nominasi di hadapan kerumunan yang meraung karena pandemi.
Dia memilih menyampaikan pidato paling penting selama hampir setengah abad dalam kehidupan publik dari ballroom sunyi di dalam Chase Center, dekat rumahnya di Wilmington, Delaware , pada malam terakhir konvensi nasional Demokrat yang digelar secara virtual.
Baca: Bila Jadi Presiden AS, Joe Biden Janji Bawa Amerika Keluar dari Era Kegelapan Trump
Baca: Eks Dirut CIA, FBI, NSA dari Partai Republik Beramai-ramai Kampanyekan Tolak Trump Pilih Joe Biden
“Di sini dan sekarang saya berjanji, jika Anda mempercayakan kursi kepresidenan, saya akan memanfaatkan yang terbaik, bukan yang terburuk,” kata Biden.
"Saya akan menjadi sekutu terang, bukan kegelapan," tambahnya.
“Bersatu kita bisa, dan akan mengatasi musim kegelapan di Amerika ini. Kami akan memilih harapan daripada ketakutan, fakta daripada fiksi, keadilan daripada hak istimewa," tegas Biden.
Baca: Billie Eilish Sampaikan Pidato Anti-Trump, Dukung Joe Biden dan Ajak Warga Amerika untuk Mencoblos
Baca: Demokrat Resmi Tetapkan Joe Biden Jadi Calon Presiden Amerika Serikat untuk Tumbangkan Donald Trump
Pidato Biden, secara bergantian menyampaikan argumen penutup yang kuat pada malam terakhir konvensi pencalonan presiden yang paling tidak biasa dalam ingatan modern.
Pemilihan empat tahunan kali ini memamerkan keragaman rasial, ideologis dan koalisi Demokrat yang menjadi perbincangan sejak terpilhnya Kamala Harris menjadi calon wakil presiden mendampingi Biden.
Kamala Harris tercatat sebagai wanita kulit hitam pertama dan orang Amerika keturunan Asia pertama yang muncul di tiket presiden partai besar.
Makna Pemilu AS 2020, Biden: Pertempuran untuk Jiwa Bangsa
Lebih jauh, Biden mempresentasikan pemilihan November sebagai "pertempuran untuk jiwa bangsa ini".
Biden menggemakan kata-kata yang dia gunakan saat meluncurkan pencalonan presiden ketiganya tahun lalu.
Dia mengatakan negara itu menghadapi empat krisis bersejarah: pandemi virus korona, kejatuhan ekonomi, ketidakadilan rasial, dan perubahan iklim.
Baca: Analis: Banyak Pemimpin Gunakan Covid sebagai Kedok Demokrasi, Trump Mungkin yang Pertama Mengakui