News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ada Tekanan Politik, FDA Akhirnya Setujui Pengobatan Covid-19 dengan Plasma meski Masih Diragukan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pengobatan virus corona dengan plasma darah

Ia mengunggah cuitan di Twitter menyebut "keadaan dalam, atau siapa pun, di FDA menghalangi upaya untuk menemukan obat untuk COVID-19."

"Jelas, mereka berharap untuk menunda keputusan sampai setelah 3 November."

Seperti yang dilaporkan CNBC pada hari Minggu, pemerintahan Trump juga dilaporkan berusaha mempercepat persetujuan vaksin eksperimental sebelum pemilihan November.

Benarkah Plasma Darah Pasien Sembuh Virus Corona Bisa Obati Covid-19? Ahli Beri Penjelasan

Pejabat kesehatan senior di Wuhan, China meminta pasien sembuh dari virus corona (penyintas) untuk menyumbangkan plasma darah mereka.

Plasma darah tersebut diyakini memproduksi antibodi alami untuk mengobati mereka yang masih sakit.

Dikutip Tribunnews dari NY Times, Dokter Zhang Dingyu, direktur Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, mengajukan permohonan itu pada Kamis (13/2/2020).

Permohonan diajukan setelah para peneliti China mengatakan mereka percaya, perawatan antibodi semacam itu bisa membantu orang pulih dari Covid-19.

Pencarian dan pengembangan obat untuk virus corona telah membuat peneliti merasa frustrasi.

Ilustrasi virus corona tak hanya menyerang secara fisik, namun juga secara psikis. Untuk itu pemerintah China juga memberikan layanan psikologis bagi warganya. (Twitter/XHNews)

Baca: Harga Masker di Indonesia Jadi Sorotan Media Asing, Disebut Lebih Mahal Ketimbang Emas

Baca: Pengakuan Pasien Sembuh dari Virus Corona: Ini Lebih Seperti Pilek Berat

Pasalnya, kasus infeksi dan jumlah kematian terus meningkat.

Terkait hal itu, pemerintah telah meresepkan kombinasi obat antivirus dan obat tradisional China.

Namun, Grup Nasional Biotec China, sebuah perusahaan milik negara di bawah Kementerian Kesehatan, telah melaporkan temuan baru.

Mereka mengatakan pemberian serangkaian antibodi manusia dari yang penyintas kepada pasien yang tengah sakit, bisa menyebabkan tingkat peradangan turun secara signifikan, setelah 12 tahun menjadi 24 jam perawatan.

Namun, apakah ini merupakan cara yang tepat?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini