Selama lima tahun sebelum penembakan, badan non-pemerintah Islamic Women's Council New Zealand (IWCNZ) mengadakan serangkaian pertemuan dan secara teratur berkomunikasi dengan berbagai lembaga pemerintah tentang pelecehan fisik dan verbal terhadap Muslim, terutama terhadap wanita yang mengenakan jilbab.
Kelompok itu "sangat prihatin" dengan tingkat Islamaphobia dan aktivitas alt-right di Selandia Baru.
"IWCNZ memperkirakan tidak akan ada wanita Muslim di Selandia Baru yang mengenakan jilbab yang belum pernah dilecehkan di depan umum selama beberapa waktu," kata pernyataan tersebut.
Menurut Zain Ali, Peneliti Kehormatan di Universitas Auckland yang mengajar kursus tentang Islam, yang memperumit masalah, tidak ada pengumpulan data komprehensif tentang kejahatan rasial di Selandia Baru, tidak seperti negara-negara OECD lainnya,
"Kami tidak sepenuhnya tidak tahu apa-apa, tapi ini tidak sebaik yang seharusnya," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)