TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Pasukan India yang dipersenjatai sistem pertahanan udara portabel Igla buatan Rusia dikerahkan di dekat Garis Kontrol Aktual di Ladakh Timur, pegunungan Himalaya.
Daerah itu merupakan garis depan perbatasan India-China yang ketegangannya masih di level tinggi. Kabar ini diwartakan Asia News International dan Al Masdar News Network, Rabu (26/8/2020).
Pengiriman unit baru senjata panggul ini dilakukan di tengah dugaan penerbangan helikopter China di sepanjang daerah perbatasan yang disengketakan.
"Pasukan India yang dipersenjatai sistem pertahanan udara Igla asal Rusia telah dikerahkan di ketinggian penting di sepanjang perbatasan untuk menjaga setiap pesawat musuh yang mencoba melanggar ruang udara India di sini," kata sumber keamanan India.
Selain sistem rudal permukaan ke udara portabel, India juga mengerahkan radar dan pertahanan udara lainnya dan mendeteksi pergerakan helikopter militer China di dekat Lembah Galwan dan Patrolling Point 14.
Baca: Menilik Kecanggihan Jet Tempur yang Dikirim China dan India ke Kawasan Sengketa di Ladakh
Baca: Satelit Tangkap Penampakan Jet Tempur Tercanggih China di Perbatasan India
Terlepas dari ribuan tahun kerja sama dan hubungan ekonomi yang erat antara leluhur kedua negara, China modern dan India menghadapi ketegangan selama puluhan tahun akibat sengketa perbatasan.
Pada 10 Mei, dilanjutkan 15 Juni, pasukan Tiongkok dan India terlibat bentrokan yang menyebabkan puluhan prajurit terluka. Pada insiden kedua, 20 tentara India dan sejumlah prajurit Tiongkok tewas sesudah baku hantam.
Meningkatnya ketegangan menyebabkan kedua belah pihak meningkatkan kehadiran militer mereka di sepanjang daerah perbatasan yang terpencil.
Konflik itu juga berdampak secara ekonomi bisnis. India melarang sejumlah aplikasi ponsel pintar dan desktop Tiongkok yang popular.
India menempatkan pembatasan 'izin keamanan' pada pengusaha Tiongkok, mahasiswa, akademisi, dan lain-lainnya.
Trump Tawarkan Jadi Mediator China-India
Presiden AS Donald Trump menawarkan untuk menjadi penengah antara kedua negara pada akhir Mei, sebelum bentrokan pada pertengahan Juni.
Namun, pada akhir Juni, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan pasukan AS yang dipindahkan dari Jerman akan dikirim sebagian ke negara-negara sekutu AS di Asia.
Ia menuduh Partai Komunis China terlibat agresi di seluruh wilayah. Pada Minggu, media India melaporkan New Delhi dan Washington mungkin bersiap untuk menandatangani kerjasama pertahanan baru pada September.