News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Lebanon Pilih Mustapha Adib sebagai Perdana Menteri Baru yang Gantikan Hassan Diab

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Lebanon Mustapha Adib berbicara selama konferensi pers di istana presiden di Baabda, timur Beirut, pada 31 Agustus 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang diplomat telah dipilih untuk membentuk pemerintahan baru di Lebanon, satu bulan setelah terjadi kekacauan akibat ledakan di Beirut.

Mustapha Adib, diplomat Lebanon untuk Jerman, ditunjuk sebagai perdana menteri yang baru.

Ia telah memenangkan dukungan politik dengan meraih 90 dari 128 suara di parlemen, Sky News mengabarkan.

Politikus 48 tahun itu segera menyerukan pembentukan pemerintahan baru dalam waktu singkat.

Ia juga menuntut reformasi cepat sebagai cara untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat Lebanon dan internasional.

Baca: Presiden Prancis Emanuel Macron Kembali Kunjungi Beirut Lebanon

Baca: Presiden Macron Peringatkan Lebanon Bisa Terjerumus Lagi ke Perang Saudara

Perdana Menteri Lebanon Mustapha Adib berbicara selama konferensi pers di istana presiden di Baabda, timur Beirut, pada 31 Agustus 2020. (JOSEPH EID / AFP)

Sedikitnya 190 orang tewas dan 6.000 lainnya luka-luka dalam ledakan di Beirut pada 4 Agustus lalu.

Ledakan itu menyebabkan kerusakan luas di kawasan pemukiman dan komersial di ibu kota.

Perdana Menteri Hassan Diab dan seluruh pemerintahannya mengundurkan diri kurang dari seminggu kemudian.

Biasanya, pembentukan pemerintahan baru memakan waktu berbulan-bulan.

Namun penunjukan cepat Adib menunjukkan rasa urgensi oleh politisi tradisional Lebanon untuk mencoba menahan memburuknya posisi keuangan negara.

Dengan ekonomi Lebanon yang bertekuk lutut, sebagian besar Beirut hancur dan ketegangan sektarian meningkat, bekas protektorat Prancis itu dikatakan menghadapi ancaman terbesar bagi stabilitasnya sejak perang saudara 1975-90.

Perdana Menteri Lebanon Mustapha Adib (tengah) mengunjungi lingkungan Gemmayzeh yang terkena dampak parah di Beirut, pada 31 Agustus 2020 (AFP)

Penunjukan Adib dilakukan beberapa jam sebelum Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan tiba untuk kunjungan dua hari di Lebanon.

Macron diharapkan dapat menekan para pejabat Lebanon untuk merumuskan pakta politik baru untuk mengangkat negara itu dari berbagai krisis.

Ia telah memimpin upaya internasional untuk mendorong Lebanon melakukan perubahan besar-besaran guna mengatasi krisis ekonomi.

Lebanon telah diminta untuk memberantas korupsi untuk mendapatkan lebih banyak dukungan keuangan.

Setelah penunjukannya oleh Presiden Lebanon Michel Aoun, Adib berkata:

"Kesempatan bagi negara kita kecil dan misi yang saya terima didasarkan pada semua kekuatan politik yang mengakui itu."

Adib mengatakan dia akan membentuk kabinet ahli dan bekerja dengan parlemen untuk menempatkan negara pada jalur perbaikan dan untuk mengakhiri drainase keuangan, ekonomi dan sosial yang berbahaya.

Pidato Hassan Diab Umumkan Pengunduran Diri

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri kabinetnya pada 10 Agustus 2020 lalu.

"Saya hari ini menyatakan pengunduran diri dari pemerintahan," ujarnya saat konferensi pers di istana presiden pada Senin (10/8/2020).

Pengumuman itu datang setelah beberapa anggota kabinetnya yang beranggotakan 20 orang mengumumkan pengunduran diri mereka secara pribadi.

Baca: Lebanon Potensial Terancam Menuju Negara Gagal

Baca: Pakar Bahan Peledak Klaim Ledakan Beirut Disebabkan Misil Militer karena Hal Ini

Menjelang pengumuman Diab, beberapa anggota parlemen juga mengundurkan diri, menurut Associated Press.

Gambar selebaran yang disediakan oleh agen foto Lebanon Dalati and Nohra pada 10 Agustus 2020 menunjukkan Perdana Menteri Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri pemerintahnya di tengah kemarahan warga atas ledakan mematikan pelabuhan di Beirut. (Handout / DALATI AND NOHRA / AFP)

"Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak bencana yang disembunyikan," kata Diab pada konferensi persnya, Washington Post melaporkan.

"Itulah mengapa saya mengumumkan pengunduran diri saya hari ini."

"Semoga Allah melindungi Lebanon. Semoga Allah melindungi Lebanon. Semoga Allah melindungi Lebanon."

Menurut AP, Diab menyalahkan ledakan itu terjadi akibat adanya korupsi sebelum ia menjabat.

"Seharusnya mereka (kelas politik) malu pada diri sendiri karena korupsi mereka yang menyebabkan bencana yang tersembunyi selama tujuh tahun ini," ujarnya.

Pengunduran diri dalam kabinet pemerintah dimulai pada hari Minggu ketika menteri informasi dan lingkungan mengundurkan diri, dan beberapa lainnya mengikuti, Reuters melaporkan.

Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'. (STR / AFP)

Pengunduran diri massal di pemeritahan Lebanon ini terjadi setelah ledakan 4 Agustus di Beirut yang menewaskan sedikitnya 160 orang dan mencederai 6.000 lainnya.

Ledakan itu dipicu oleh ribuan ton peledak amonium nitrat.

Bahan kimia itu diduga disimpan secara tidak benar di gudang dekat pelabuhan selama bertahun-tahun.

Ryan Pickrell dari Business Insider sebelumnya melaporkan, ledakan itu tercatat sebagai gempa bumi berkekuatan 3,3 SR.

Beberapa orang telah ditahan untuk diinterogasi atas ledakan itu, termasuk kepala departemen bea cukai Lebanon dan kepala pelabuhan tempat penyimpanan bahan kimia itu.

Dua mantan pejabat kabinet dan kepala badan keamanan negara juga diinterogasi, kata pejabat pemerintah kepada AP.

Ledakan itu juga menyebabkan protes kekerasan.

Para pengunjuk rasa menuduh pemerintah lalai hingga menyebabkan ledakan, yang menyebabkan kerusakan sekitar $ 10 miliar hingga 15 miliar.

Presiden dan perdana menteri Lebanon sebelumnya telah menerima laporan pada 20 Juli, dua minggu sebelum ledakan, di mana pejabat keamanan negara memperingatkan tentang bahaya penyimpanan bahan kimia di pelabuhan.

Investigasi dilakukan untuk mengetahui mengapa tidak ada tindakan yang dilakukan setelah peringatan itu.

Para pemimpin dunia telah berjanji memberikan 300 juta dolar AS untuk membantu pembangunan kembali Lebanon pasca ledakan.

Tetapi banyak dari dana tersebut ditahan sampai pejabat pemerintah berbicara kepada pengunjuk rasa dan menetapkan rencana untuk reformasi politik dan ekonomi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini