News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prancis Kerahkan Kapal Induk Charles de Gaulle ke Laut Mediterania Timur

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengumumkan 8 anak muda Indonesia ikut berpartisipasi aktif dalam penemuan cadangan migas terbesar dalam sejarah Turki menggunakan kapal eksplorasi migas Fatih milik Turki di Laut Hitam

TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Militer Prancis mengirimkan kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaulle ke laut Mediterania Timur.

Mengutip sumber Staf Umum Prancis, media Prancis yang dikutip Southfront.org, Selasa (1/9/2020), melaporkan, kapal induk Charles de Gaulle diperkirakan akan segera tiba di daerah tersebut.

Charles de Gaulle dikawal sejumlah kapal tempur dan kapal selam Angkatan Laut Prancis yang tidak diketahui jumlahnya.

Menurut media Prancis, kapal perang itu berangkat dengan kesiapan penuh bertempur, penuh dengan amunisi dan pesawat.

Beban tempur kapal induk dilaporkan mencakup sejumlah jet tempur Rafale, rudal, persenjataan anti-kapal selam, serta sistem pelacakan, penargetan, dan intersepsi elektronik canggih.

Baca: Yunani-Mesir Sahkan Kesepakatan Maritim, Setelah Turki Umumkan akan Adakan Latihan di Mediterania

Baca: Erdogan Ingatkan Yunani Tidak Ganggu Kapal Turki di Mediterania

Hal tersebut sejalan pernyataan Menteri Pertahanan Prancis, Florence, yang menyebutkan kapal induk akan “bergeser” awal September.

Pengerahan angkatan laut Prancis di Mediterania Timur terjadi menyusul pernyataan terbaru Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menuduh Turki hanya bias paham oleh tindakan.

Pemerintah Turki mengancam Yunani dan Prancis. Presiden Erdogan mengatakan mereka akan membayar harga yang mahal jika menyerang kapal-kapal Turki.

"Mereka yang mengira mereka menarik garis merah di Mediterania Timur menantang sikap tegas negara kami," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

Pada 28 Agustus, Macron mengatakan dia telah mengadopsi “kebijakan garis merah” di wilayah yang mendukung Yunani melawan Turki atas eksplorasi sumber daya energy.

Prancis sudah memiliki satu kapal perang di daerah itu, kapal induk helikopter kelas Mistral FS Tonnerre. Kapal perang itu berada di lepas pantai Lebanon sejak pertengahan Agustus.

Kapal itu menjalankan misi bantuan kemanusiaan. Tapi kapal tetap membawa perlengkapan tempur lengkap, termasuk pasukan serta perangkat kerasnya.

Pasukan Turki Gelar Latihan Menembak

Merespon gerakan Prancis dan Yunani, Turki akan mengadakan latihan tembak-menembak di Mediterania timur pada 1 dan 2 September ini.

Angkatan Laut Turki mengeluarkan peringatan terbaru, Navtex, yang menyebutkan akan mengadakan latihan penembakan di Mediterania timur di lepas pantai Iskenderun, timur laut Siprus.

Yunani dan Turki yang anggota NATO terlibat sengketa sengit terkait kendali atas perairan Mediterania timur.

Ketegangan melesat ketika Turki mengirim kapal survei seismik ke wilayah yang disengketakan bulan ini, tindakan yang oleh Athena disebut ilegal.

Turki menuduh Prancis memicu ketegangan setelah Paris mengatakan akan bergabung dengan Italia, Yunani, dan Siprus dalam latihan militer udara dan laut tiga hari di Mediterania timur.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan Ankara tidak akan terhalang oleh unjuk kekuatan.

"Mempercayai mungkin saja untuk menggagalkan operasi angkatan bersenjata Turki dengan latihan dan kegiatan serupa tidak lebih dari mimpi," kata Akar kepada Anadolu.

Tuduhan itu muncul saat para menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu di Berlin guna membujuk anggota Uni Eropa Yunani dan tetangganya Turki untuk mundur dari konflik terbuka.

Para menteri diperkirakan akan memperdebatkan berbagai sanksi dan opsi kebijakan lain yang mungkin meyakinkan Turki guna menunda pengeboran migas di wilayah yang disengketakan.

Juru bicara kementerian luar negeri Turki Hami Aksoy mengatakan penempatan pesawat militer Prancis di Siprus melanggar perjanjian mengenai kontrol dan administrasi pulau itu setelah kemerdekaan dari Inggris pada 1960.

Aksoy mengatakan sikap Prancis secara berbahaya mendorong Yunani dan Siprus untuk semakin meningkatkan ketegangan di kawasan itu.

Siprus terpecah pada 1974 setelah invasi Turki yang dipicu kudeta yang diilhami Yunani. Orang Siprus Yunani di pulau itu tinggal di selatan, dan Siprus Turki di utara.

Menteri luar negeri Jerman pada Kamis menyerukan diakhirinya latihan militer yang terjadi di Mediterania timur.

Heiko Maas, yang terlibat dalam diplomasi antar-jemput antara Athena dan Ankara awal pekan ini, menekankan perlunya menciptakan kondisi bagi Turki dan Yunani untuk menyelesaikan masalah mereka secara langsung satu sama lain.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan dia tidak akan membuat konsesi di Mediterania timur.

Ankara bertekad melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan haknya di Laut Hitam, Aegea dan Mediterania.

Berbicara saat memperingati kemenangan militer Seljuk Turki abad ke-11 atas kekaisaran Byzantium di Malazgirt, Erdogan meminta Turki untuk menghindari kesalahan.(Tribunnews.com/Aljazeera/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini