"Sejauh ini, skema vaksinasi bekerja dengan sangat baik."
"Tidak ada efek samping yang terjadi."
Komentar Guizhen Wu sejalan dengan komentar CNBG minggu lalu.
CNBG menyatakan bahwa tidak ada satu pun dari puluhan ribu orang yang bepergian ke negara atau wilayah berisiko tinggi yang divaksinasi telah terinfeksi.
Selain itu,tidak ada kasus reaksi merugikan yang nyata lainnya.
Meski begitu, pendekatan China soal vaksin bertentangan dengan banyak negara Barat.
Para ahli telah memperingatkan agar tidak mengizinkan penggunaan darurat vaksin yang belum selesai pengujiannya.
Sebeb, pemahaman tentang kemanjuran jangka panjang dan potensi efek samping dinilai masih kurang.
Anna Durbin, seorang peneliti vaksin di Universitas Johns Hopkins, menyebut program penggunaan darurat China sebagai "sangat bermasalah".
Ia mengatakan tidak mungkin menilai kemanjuran tanpa kelompok kontrol standar uji klinis.
"Anda memvaksinasi orang dan Anda tidak tahu apakah itu akan melindungi mereka," kata Durbin.
Ia juga menambahkan penerima vaksin eksperimental bisa saja menghindari tindakan perlindungan lainnya agar tak terpapar.
Masih dilansir Mirror, keamanan vaksin menjadi fokus tajam minggu lalu ketika AstraZeneca Plc menghentikan uji klinis tahap akhir dari vaksin Covid-19, salah satu yang paling maju dalam pengembangan.
AstraZeneca kemudian melanjutkan uji coba setelah menerima lampu hijau dari pengawas keamanan.