TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat perdana Pilpres Amerika Serikat (AS) berlangsung sengit.
Debat antara Donald Trump dan Joe Biden yang digelar pada Selasa (29/9/2020) malam waktu setempat atau Rabu (30/9/2020) pagi waktu Indonesia itu bahkan sempat kacau lantaran Donald Trump terus menghujani Biden dengan berbagai serangan dan hinaan.
Debat 90 menit kemarin berlangsung di Case Western Reserve University. Tema yang
diangkat dalam debat yakni "Rekor Trump dan Biden," "Mahkamah Agung," "Covid-19,"
"ekonomi," "Isu rasial," dan "integritas pemilihan." Setiap segmen debat berdurasi sekitar 15 menit.
Setiap kandidat memiliki waktu dua menit untuk menjawab setelah moderator
membuka setiap segmen dengan pertanyaan.
Baca: Pemilu AS 2020: 4 Hal yang Dipelajari dari Debat Pertama Trump-Biden
Meski aturan sudah dibuat, Trump tak pernah mematuhi aturan tersebut.
Ia terus menyela ketika Biden berusaha menjawab pertanyaan dari moderator debat, Chris Wallace dari Fox News. Wallace pun harus berulang kali mengingatkan Trump
mengenai aturan, yakni dilarang menyela pembicaraan. Namun, peringatan Wallace itu lagi-lagi tidak dipatuhi Trump. Setiap jawaban Biden hampir pasti disela capres Republik itu.
Tindakan Trump itu membuat 20 menit pertama sangat sedikit ruang bagi kedua capres menyampaikan dan mengekplorasi rencana kebijakannya. Trump yang selalu berbicara dan menyela penjelasan membuat Biden menumpahkan kekesalannya. Dia minta Trump diam.
"Anda bisa diam tidak?" ucap Biden dengan nada kesal.
Tidak cuma meminta Trump diam, Biden juga berulang kali mengejek Trump sebagai:
badut, rasis, dan anjing kecil Putin. Biden bahkan berkata: "Anda Presiden AS paling
buruk."
Bukan Trump kalau diam saja ketika diejek. Trump mengejek Biden sebagai
orang bodoh.
"Kamu tidak pintar-pintar, Joe," kata Trump.
Bukan hanya berdebat dengan Biden, Trump juga sempat berdebat dengan Wallace
ketika jurnalis Fox News itu bertanya tentang layanan kesehatan.
Awalnya, Wallace menanyakan janji Trump yang akan mencabut dan mengganti Obamacare, layanan kesehatan di masa mantan Presiden AS Barack Obama.
"Tetapi Anda tidak pernah, dalam empat tahun ini membuat rencana komprehensif untuk menggantikan Obamacare ....," kata Wallace.