“Masih perlu untuk melakukan analisis komparatif rinci, tetapi dilihat dari gambar, panjangnya sekitar 24-25 meter, dan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan ICBM Hwasong-15,” kata pengamat itu.
“Mengingat fakta itu tidak secara langsung dinamai Hwasong-15, kemungkinan besar ini adalah maket, atau pengembangan masih berlangsung. Tapi bisa kita asumsikan itu milik keluarga Hwasong, dan mesin utamanya juga menggunakan mesin Pektusan berbahan bakar cair,” lanjutnya.
Namun menurutnya, pada tahap pertama tampaknya tidak menggunakan tiga mesin (di Hwasong-15 ada kombinasi dua mesin), tetapi mesin baru yang lebih bertenaga yang kreasinya dilakukan Korea Utara pada Desember lalu di fasilitas roket Tongch.
Kim Dong-yup tidak percaya ICBM baru harus memiliki jangkauan yang ditingkatkan, mengingat Hwasong-15 yang diluncurkan sebelumnya sudah memiliki kemampuan untuk melakukan serangan di mana pun di benua AS berjarak jangkau 13.000 km.
Sebaliknya, ia mendalilkan, yang utama bukanlah jarak tembak, tetapi peningkatan bobot hulu ledaknya, serta stabilitas dan keandalan operasi.
“Mengingat tingkat teknologi Korea Utara saat ini di bidang miniaturisasi dan pengurangan berat badan. hulu ledak nuklir, saya tidak percaya kita berbicara tentang rudal dengan banyak hulu ledak,” katanya.
Terakhir, Kim Dong-yup mengingat pada akhir 2019, saat rapat pleno ke-5 Komite Sentral Partai Buruh, Kim Jong-Un mengumumkan, dunia akan segera melihat senjata strategis baru yang dimiliki negaranya.
“Tampaknya, memamerkan Pukguksong-4 dan ICBM baru pada kendaraan peluncur gardan 11 di parade ini, dia (Kim Jong-un) telah memenuhi janjinya,” simpul Kim Dong-yup.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)