Penggunaan drone tempur berlangsung intensif sejak itu. Di Suriah, militer Turki juga mengerahkan banyak drone tempur untuk operasi militer di Provinsi Idlib.
Di Nagorno-Karabakh, foto-foto dan video kendaraan lapis baja dihancurkan, terlepas dari upaya kamuflase, membanjiri outlet media barat ketika tank Armenia dengan cepat menjadi sasaran drone bersenjata Azerbaijan.
Israel Eksportir Utama Drone ke Azerbaijan
Israel, pengekspor pesawat tak berawak utama ke Azerbaijan, telah memasok angkatan bersenjata Azeri dengan drone tempur Harop.
Pada 2016, senjata udara tak berawak ini memberikan pengaruh besar dalam “Perang Empat Hari" antara pasukan Azerbaijan dan Armenia.
Ini adalah jenis amunisi baru dalam peperangan, yang pada dasarnya adalah kamikaze atau UAV bunuh diri. Sebuah kombinasi bom dan drone, mampu menembus garis depan dikendalikan dari jarak jauh.
Setelah target ditemukan, drone diterbangkan ke sasaran, menghancurkan objek yang dicari dan dirinya sendiri.
Drone Harop, atau Harpy produksi Israel, dapat didengar karena mesinnya cukup bising. Tetapi model drone kamikaze lebih baru seperti Skystriker dan Orbiter 1K, menggunakan motor listrik.
Drone itu belum lama ini dipasok Israel ke Azerbaijan. Penggunaan motor listrik membuat drone itu hamper-hampir tidak bersuara sampai. Baru akan terdengar ketika mendekati sasaran.
Baru-baru ini, Azerbaijan telah membeli drone Bayraktar TB2 produksi Turki yang sukses menjalankan misi-misi tempur di Suriah.
Drone ini lebih murah dan efektif, memiliki optik yang lebih canggih, dilengkapi sensor, dan dapat kembali ke pangkalan secara cepat untuk mengisi bahan bakar, mempersenjatai kembali, dan mengudara lagi mencari target baru.
Drone tempur kini memiliki satu efek penting lagi. Kamera mereka,mampu merekam penghancuran target dalam video beresolusi tinggi yang jelas dan tak tergoyahkan.
Gambar-gambar yang dihasilkan itu memungkinkan suatu negara mendominasi narasi propaganda. Outlet media dipenuhi dengan gambar baju besi dan artileri Armenia yang dihancurkan dengan mudah, bukan sebaliknya.
Meskipun Azerbaijan mengalami kerugian, sebagian besar angkatan bersenjata Armenia tidak memiliki kamera yang diarahkan ke sasaran yang diinginkan.