Ketika situasi Covid-19 membaik, negara tersebut beralih ke MCO bersyarat, di mana kegiatan ekonomi dilanjutkan.
Baca juga: Pasca 2 Bulan MCO, Pria di Malaysia Temukan Telur Burung dalam Sepatunya: Aku Dah Jadi Bapak
Baca juga: Penampakan Bioskop di Malaysia setelah 2 Bulan MCO, Kursi dan Karpet Penuh Jamur Mengerikan
Mengapa Malaysia kembali ke MCO bersyarat?
Sederhananya, Malaysia sekarang berada dalam keadaan yang jauh lebih buruk daripada saat gelombang kedua Covid-19 yang dipicu pertemuan keagamaan pada Maret 2020.
Gelombang ketika ini tercatat pada September 2020 ketika para migran ilegal menyebarkan virus di Penjara Tawau kemudian melarikan diri ke masyarakat.
Penyebaran virus corona di Malaysia dipercepat manakala Sabah menggelar pemilihan pada 26 September 2020.
Untuk tingkat keparahan, puncak gelombang kedua mencapai 277 kasua baru, sebagian besar terdiri dari orang asing yang ditahan di rutan.
Sementara, pada gelombang ketig aini, jumlah kasus tertinggi tercatat pada 6 Oktober 2020 dengan 691 kasus baru.
Sebagian besar yang terinfeksi Covid-19 merupakan warga Malaysia dan menular ke masyarakat.
Setiap hari, kasus infeksi mendekati rekor tertinggi.
Lebih lanjut, kebijakan memberlakukan lockdown wilayah ini ditolak pemerintahan Selangor.
Baca juga: Malaysia Perpanjang MCO Hingga 9 Juni, 72.966 WNI Telah Pulang Ke Tanah Air
Baca juga: Malaysia Rugi Rp 223 Triliun akibat Berlakukan MCO Selama Wabah Covid-19
Bisakah warga Malaysia meninggalkan rumah?
Dua orang dari setiap rumah tangga diperbolehkan melakukan perjalanan.
Perlu dicatat, mereka diizinkan untuk melakukan perjalanan bisnis, keadaan darurat dan hal-hal penting saja, seperti membeli kebutuhan bahan makan.
Seberapa jauh warga Malaysia diizinkan bepergian?