Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Badan Keamanan Maritim Jepang (MSDF) Kamis ini (15/10/2020) memulai eksperimen uji coba untuk memverifikasi apakah pesawat tak berawak dapat digunakan untuk mencari kecelakaan laut dan memantau kapal yang mencurigakan.
"Kami mulai uji coba hari ini (15/10/2020) sampai dengan 10 November mendatang," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis ini (15/10/2020).
Di Pangkalan Udara Hachinohe perfektur Aomori dari Pasukan Bela Diri Jepang yang merupakan pangkalan percobaan demonstrasi, melakukan ujicoba sebuah pesawat tak berawak dengan total panjang sekitar 12 meter dan lebar 24 meter muncul di landasan pacu setelah pukul 10 pagi ini (15/10.2020).
Pesawat tak berawak ini adalah pesawat baling-baling "Sea Guardian" yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Amerika "General Atomics" untuk penelitian kelautan.
Pesawat berjalan di landasan pacu, lepas landas, perlahan berputar di atas langit, dan melakukan eksperimen.
Menurut Badan Keamanan Maritim Jepang, pesawat ini memiliki kemampuan terbang terus menerus selama lebih dari satu hari penuh dan melakukan satu putaran di bagian terluar perairan ekonomi eksklusif Jepang, sehingga dalam percobaan diambil dengan kamera lepas daerah Sanriku dan Laut Jepang.
Pemeriksaan dilakukan realtime pada video tersebut termasuk pula apakah ada masalah dengan keselamatan penerbangan.
Pesawat tidak akan terbang di atas wilayah pemukiman kecuali untuk lepas landas dan mendarat.
Badan Keamanan Laut akan melakukan percobaan hingga tanggal 10 November 2020 untuk memverifikasi apakah itu dapat digunakan bagi pencarian kecelakaan laut dan untuk memantau dan menindak kapal yang mencurigakan.
Sementara itu baru saja terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com