News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemimpin Tertinggi Iran Kecam Komentar Macron: Kebebasan Berekspresi Bukan Berarti Menghina

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan suaranya pada pemilihan parlemen di sebuah TPS di Teheran, Iran. Jum'at (21/02/2020). Orang-orang Iran mulai memberikan suara dalam pemilihan parlemen yang mana kaum konservatif diperkirakan akan mendominasi, memanfaatkannya pada kemarahan publik terhadap Presiden konservatif moderat Hassan Rouhani karena ekonomi yang hancur, korupsi dan berbagai krisis.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengecam pernyataan kontroversial Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menghina Islam dan Nabi Muhammad, Rabu (28/10/2020).

"Tanyakan kepada Presiden Anda, mengapa dia mendorong penghinaan terhadap Utusan Tuhan atas nama kebebasan berekspresi," kata Khamenei dalam pesan kepada warga muda Prancis, yang dia unggah di Twitter.

Mengutip Anadolu Agency, Khamenei mengatakan, kebebasan berekspresi tidak berarti menghina, terutama sosok yang dinilai sakral.

Baca juga: Para Pemimpin Dunia Kecam Serangan Teror di Notre-Dame Basilica Nice, Prancis

Baca juga: Kedubes Prancis Percaya Otoritas Saudi Bisa Tangani Penusukan Penjaga Keamanan Konsulat di Jeddah

Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020). (AFP/Ludovic MARIN/POOL)

Sebelumnya, pada 2 Oktober 2020, Macron mengumumkan rencana kontroversial untuk mengatasi apa yang dia sebut sebagai "separatisme Islam" di Prancis.

Macron mengklaim, Islam berada dalam krisis di seluruh dunia dan berjanji membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing.

Pekan kemarin, Macron membela insiden kartun Nabi Muhammad, setelah pembunuhan brutal guru Samuel Paty.

Samuel Paty merupakan guru sejarah dan geografi yang tewas dipenggal kepalanya setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas diskusi tentang kebebasan berpendapat kepada siswa sekolah menengah.

Baca juga: Pria Bersenjata Pisau Serang Gereja di Nice Prancis, Tiga Orang Tewas

Baca juga: Kanselir Jerman Prihatin Atas Insiden Serangan Mengerikan di Kota Nice, Prancis

Untuk diketahui, insiden ini memicu gelombang kemarahan dan protes di seluruh dunia serta kampanye untuk memboikot produk Prancis.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini