TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengecam pernyataan kontroversial Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menghina Islam dan Nabi Muhammad, Rabu (28/10/2020).
"Tanyakan kepada Presiden Anda, mengapa dia mendorong penghinaan terhadap Utusan Tuhan atas nama kebebasan berekspresi," kata Khamenei dalam pesan kepada warga muda Prancis, yang dia unggah di Twitter.
Mengutip Anadolu Agency, Khamenei mengatakan, kebebasan berekspresi tidak berarti menghina, terutama sosok yang dinilai sakral.
Baca juga: Para Pemimpin Dunia Kecam Serangan Teror di Notre-Dame Basilica Nice, Prancis
Baca juga: Kedubes Prancis Percaya Otoritas Saudi Bisa Tangani Penusukan Penjaga Keamanan Konsulat di Jeddah
Sebelumnya, pada 2 Oktober 2020, Macron mengumumkan rencana kontroversial untuk mengatasi apa yang dia sebut sebagai "separatisme Islam" di Prancis.
Macron mengklaim, Islam berada dalam krisis di seluruh dunia dan berjanji membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing.
Pekan kemarin, Macron membela insiden kartun Nabi Muhammad, setelah pembunuhan brutal guru Samuel Paty.
Samuel Paty merupakan guru sejarah dan geografi yang tewas dipenggal kepalanya setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas diskusi tentang kebebasan berpendapat kepada siswa sekolah menengah.
Baca juga: Pria Bersenjata Pisau Serang Gereja di Nice Prancis, Tiga Orang Tewas
Baca juga: Kanselir Jerman Prihatin Atas Insiden Serangan Mengerikan di Kota Nice, Prancis
Untuk diketahui, insiden ini memicu gelombang kemarahan dan protes di seluruh dunia serta kampanye untuk memboikot produk Prancis.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)