News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Voting Awal Pemilu AS 2020: Berapa Banyak Masyarakat yang Sudah Memilih sebelum 3 November?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump meninggalkan tempat pemungutan suara setelah memberikan suara di Perpustakaan Umum Palm Beach County, selama voting awal untuk pemilihan 3 November, di West Palm Beach, Florida, pada 24 Oktober 2020.

Dan di Pennsylvania, mahkamah agung negara bagian memutuskan bahwa surat suara harus dikirim dengan amplop kerahasiaan yang menyembunyikan identitas pemilih.

Namun, karena keputusan ini diumumkan begitu cepat sebelum pemungutan suara dibuka, hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa sejumlah besar "surat suara tanpa nama" akan dinyatakan tidak sah.

Saat ini juga terdapat lebih dari 300 tuntutan hukum di 44 negara bagian mengenai bagaimana suara yang tidak hadir dihitung, siapa yang diizinkan untuk memilih lebih awal, dan bagaimana surat suara dikumpulkan.

Negara bagian yang dikelola Partai Republik mengatakan pembatasan diperlukan untuk mencegah penipuan pemilih.

Tetapi Demokrat mengatakan ini adalah upaya untuk menekan jumlah pemilih.

Apa dampaknya bagi pemilihan?

Meningkatnya voting awal akan mempengaruhi jumlah pemilih secara keseluruhan.

Prof McDonald, yang menjalankan US Elections Project, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ia memperkirakan rekor 150 juta orang dapat memberikan suara dalam pemilihan ini.

Jumlah tersebut adalah sekitar 65% dari pemilih yang memenuhi syarat di negara itu, dan jumlah pemilih tertinggi berdasarkan persentase sejak 1908 .

Menurut data Prof McDonald's sejauh ini, surat suara yang masuk sudah condong ke arah mayoritas Demokrat.

Namun, itu bukanlah indikator yang dapat diandalkan tentang siapa yang pada akhirnya akan memenangkan pemilu.

Presiden Trump meluncurkan kampanye menentang pemungutan suara melalui pos awal tahun ini, dengan alasan bahwa pemungutan suara melalui surat akan mengarah pada "pemilihan paling korup" dalam sejarah AS.

Ia juga mengklaim bahwa orang akan dapat memberikan suara lebih dari sekali dalam sistem pemungutan suara tanpa kehadiran (melalui pos).

Ketidaksukaannya pada pemungutan suara melalui pos dapat memengaruhi beberapa pendukungnya untuk menunggu hingga hari pemilihan untuk memberikan suara mereka secara langsung.

Untuk memperjelas, tidak ada bukti kecurangan masif dalam sistem pemungutan suara tanpa kehadiran.

Faktanya, tingkat penipuan pemungutan suara secara masif di AS adalah antara 0,00004% dan 0,0009%, menurut sebuah studi 2017 oleh Brennan Center for Justice.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini